REGULASI
WATER
ROCKET COMPETITION 2014
HIMPUNAN
MAHASISWA MESIN
FAKULTAS
TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE
2013/2014
WATER ROCKET
COMPETITION 2014
DESKRIPSI
Perkembangan pesat teknologi dan industri di dunia saat
ini, mendorong setiap negara untuk mengikuti arus kuat perkembangan itu yang
hampir menyentuh ke segala aspek-aspek kehidupan dalam sebuah negara. Seiring
perkembangan ini memacu produktivitas dan inovasi dengan teknologi terbaru
dalam mengelola dan meningkatkan sumber daya alam yang tersedia dan
memanfaatkan potensi yang ada agar tetap bersaing di dunia global.
Sebagai salah satu langkah untuk dapat bersaing di dunia
global, kita harus mengembangkan suatu teknologi yang ramah lingkungan dan
praktis. Roket air merupakan salah satu solusi terbaik, dimana roket air
sendiri adalah salah satu jenis roket yang menggunakan
air
sebagai bahan bakarnya. Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket
biasanya terbuat dari botol plastik bekas minuman ringan.
Dimana sistem atau prinsip dasar dari peluncuran roket air ini sendiri menggunakan
model fisika sederhana.
Pembuatan roket air ini
diharapkan dapat merangsang kreativitas dari mahasiswa dalam merancang sebuah
roket air yang tentunya lebih baik lagi. Karena seperti yang kita ketahui,
Kompetisi Roket Air ini bukan pertama kalinya di adakan di Indonesia, tapi
menimbang masih perlunya pengembangan di bidang “Roket Air” ini, maka Himpunan
Mahasiswa Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin memasukkan “Water Rocket Competition 2014”
sebagai salah satu rangkaian kegiatan Mechanical
Competition 2014, Sekaligus sebagai ajang silaturahmi para mahasiswa
ataupun civitas akademik secara umum untuk memupuk persatuan demi Indonesia
yang lebih baik di masa depan.
TUJUAN
1.
Mengukur
pencapaian kreatifitas, dan inovasi pengembangan mahasiswa dalam bidang teknologi
2.
Sebagai wadah untuk
meningkatkan kualitas engineer dan siswa dibidang
inovasi roket air
3.
Mengangkat semangat berinovasi generasi muda
PESERTA
Mahasiswa se-Indonesia
PENYELENGGARAAN
Hari/Tanggal : Jumat - Senin, 30 Mei – 2 Juni 2014
Waktu : Pukul 09.00 WITA – the end
Tempat : Lapangan
Sepak Bola Universitas Hasanuddin
TEMA
EVENT
“Manna Ronro linoa,
gesara butta maraeng, Katte Abulo sibatang tonji,
accera' sitongka-tongka tonji”
Biarlah
geger Dunia, Bercerai berai negeri seberang, Kita bersatu padu, bertanah air
satu jua...
JENIS LOMBA
Jenis Lomba
Pada Kompetisi Roket Air ada dua kelas, yaitu :
1. Kelas Horisontal
Suatu kelas pertandingan menembak sasaran dengan
jarak 40 m yang terbagi menjadi dua buah sasaran yang mana roket harus bisa
masuk secara berurutan dari sasaran 1 kemudian ke sasaran 2. Dimana setiap
sasaran berbentuk lingkaran dengan diameter 1 m dan 1,5 m, serta tiap sasaran
terbagi menajdi empat zona. Dalam kelas ini mengaplikasikan roket sebagai
pemasang kabel.
2. Kelas Vertikal
Suatu kelas pertandingan dengan bentuk lapangan
sasaran melingkar dengan radius 24 m yang dibagi menjadi 6 zona Pada kelas
ini roket air diaplikasikan sebagai alat untuk menebar benih atau untuk penginderaan
jarak jauh sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama di udara dan roket harus
mendarat dengan mulus dengan parasut.
|

Bobot Penilaian
Bobot
penilain yang ditentukan adalah
a.
Poin presentasi :
maksimal 1000
b.
Poin kelas vertikal :
maksimal 3000 ( 2 kali peluncuran )
c.
Poin kelas horisontal :
maksimal 3000 ( 2 kali peluncuran )
Pertandingan
·
Sebelum pertandingan
kelas horisontal dan kelas vertikal, setiap tim diharuskan untuk melakukan
presentasi mengenai teknologi roket air baik dalam kelas horisontal maupun
dalam kelas vertikal.
·
Sistem pertandingan
roket air kelas horisontal menitik
beratkan
kemampuan roket air dengan membawa beban tambahan pada arah horisontal.
·
Pada Lomba ini parameter yang mempengaruhi kualitas dari
roket dikendalikan, kecuali nose.
Tim
Peserta Lomba
a.
Tim peserta lomba
adalah mahasiswa S1, D3, Poltek, Sekolah Tinggi Teknik (STT) se-Indonesia.
b.
Setiap tim
beranggotakan tiga orang dan satu orang merangkap sebagai manager.
c.
Manager sebagai
penghubung peserta dan panitia.
d.
Manager sebagai saksi
saat pengukuran jarak sasaran yang dilaksanakan.
e.
Setiap universitas
maksimal mengirimkan 2 tim.
Peraturan
Launcher
a.
Launcher
dibuat oleh peserta, bahan dan desain dibebaskan oleh panitia. Panitia hanya
membatasi dimensi launcher.
b.
Tinggi maksimum
mekanisme penjepit mulut botol dengan landasan peluncuran adalah 0,5 m dan
ketinggian total maksimum launcher adalah 1,25 m dari landasan
peluncuran. Bila lengan penjepit mulut botol menggunakan mekanisme engsel, maka
tinggi maksimum diukur pada posisi lengan penjepit mulut botol tegak lurus
terhadap landasan peluncuran.
c.
Bagian launcher
yang dihubungkan dengan selang kompresor menggunakan kopler female (Quick
Coupling TW SH-20 ¼) dengan diameter lubang 1,3 mm.
d.
Launcher dilengkapi
dengan alat pengukur tekanan (pressure gauge).
e.
Diwajibkan menggunakan
kontrol semi otomatis berupa elektrik untuk mekanisme peluncuran roket. Yang
dimaksud dengan kontrol semi otomatis berupa elektrik adalah dimanfaatkannya
listrik untuk mekanisme launcher dalam peluncuran roket.
f.
Launcher harus
dapat bermanufer secara otomatis dengan arah sumbu vertikal (90o)
dan arah sumbu horizontal (360o).
g.
Launcher boleh
dilengkapi kran atau pun tidak. Jika menggunakan keran pengaturan udara
dilakukan dari keran peserta.
h.
Launcher bisa
digunakan untuk kelas vertikal maupun horizontal.
i.
Diperbolehkan
menggunakan mekanisme penggerak lain (motor listrik, pneumatik, hidrolik, dll)
akan tetapi harus menggunakan sumber energi listrik pada mekanisme penggerak
tersebut.
j.
Diperbolehkan
menggunakan kabel atau wireless untuk mekanisme pengendali launcher.
k.
Sisi depan launcher
diberi tanda panah.
Gambar 1. Gerak Launch
Peraturan
Roket
Peraturan
roket akan dijelaskan pada masing-masing ketentuan umum kelas horisontal dan
kelas vertikal.
Mekanisme
Pelaksanaan Scrutineering
a.
Scrutineering dilaksanakan
tiga kali, yaitu:
1. Setelah
masing-masing tim melaksanakan presentasi pada hari pertama.
2. Sebelum
tim melaksanakan peluncuran kelas horisontal pada hari kedua.
3. Sebelum
peluncuran kelas vertikal pada hari kedua.
b.
Pada scrutineering
pertama, apabila masih terjadi ketidaksesuaian dengan peraturan dan launcher,
peserta diberi waktu maksimal sampai pukul 21.00 WIB untuk pembetulan dengan
hari yang sama.
c.
Jika scrutineering
kedua dan ketiga terdapat ketidaksesuaian dengan peraturan roket dan launcher
maka peserta (misal : peserta x) dilewati peserta selanjutnya (misal : peserta
y) sesuai urutan yang telah disepakati dan diberi waktu 2 x 10 menit untuk
pembetulan.
d.
Setelah waktu yang
ditentukan (2 x 10 menit) dan dilakukan pemanggilan kepada peserta yang
dilewati (peserta x), apabila peserta tersebut belum selesai melakukan
pembetulan sesuai peraturan, maka peserta x akan didiskualifikasi.
e.
Pada saat scrutineering
dilakukan pengecekan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.
f.
Roket dan launcher
yang digunakan saat peluncuran adalah roket dan launcher yang telah di-scrutineering.
g.
Pada saat peluncuran
dilarang membawa peralatan tambahan yang tidak sesuai dengan proses scrutineering.
PANDUAN PERATURAN PRESENTASI
WATER ROCKET COMPETITION
2014
UMUM
Pada
tahap presentasi ini peserta menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan
roket air. Presentasi dilakukan dihadapan juri dengan parameter dasar teori,
modifikasi launcher dan roket. Peserta juga boleh menjelaskan hal-hal
lain yang berhubungan dengan roket air yang dianggap oleh peserta dapat lebih
menjelaskan mengenai roket air.
Penilaian
Ketentuan
penilaian presentasi adalah sebagai berikut:
a. Dasar
teori
b. Cara
penyajian presentasi
c. Modifikasi
launcher dan roket ( dalam hal ini nose roket ) dengan kriteria sebagai
berikut:
· Teknologi
yang digunakan
· Pemilihan
bahan
· Estetika
d. Penilaian
pada presentasi dilakukan sepenuhnya oleh dewan juri
e. Nilai
presentasi maksimal 1000 poin
f. Format
penilaian presentasi terlampir
g. Keputusan
dewan juri tidak bisa diganggu gugat.
Mekanisme
pelaksanaan
· Presentasi dilakukan pada hari pertama
(satu hari sebelum hari peluncuran).
· Presentasi
dilakukan di depan dewan juri dan peserta lomba yang ditentukan.
· Presentasi
dilakukan oleh tim peserta lomba.
· Setiap
tim diberi waktu total 15 menit (10 menit untuk melakukan presentasi kelas
horisontal dan kelas vertikal serta 5 menit waktu tanya jawab).
PANDUAN WRC
2014 KELAS HORISONTAL
UMUM
Pada pertandingan kelas
horisontal WRC 2014
ini, menitikberatkan pada aplikasi roket sebagai pemasang kabel, dimana yang
menjadi tinjauan dari penilaian poin adalah masuknya roket kedalam koordinat
sasaran pada arah horisontal.
Roket
a.
Roket yang dibuat
dengan sistem satu tingkat, yaitu dengan satu botol sebagai ruang kompresi
roket. Dilarang menggunakan sistem elektronik atau motor pada roket.
b.
Ruang kompresi roket
terdiri dari nozzle dan botol plastik air minum mineral 1,5 liter.
c.
Volume dan tekanan
kompresi
-
|
Volume
|
:
|
Maksimal 700
ml
|
-
|
Tekanan
|
:
|
Maksimal 90 Psi.
|
d.
Bahan pendorong roket
adalah campuran antara air ledeng dengan udara berkompresi.
e.
Air ledeng untuk fluida
kerja disediakan oleh panitia.
f.
Panitia menyediakan
kompresor, landasan launcher dan waterpass.
g.
Roket diluncurkan
dengan bantuan launcher.
h.
Roket harus terdiri
dari nose, selongsong, fin dan nozzle.
i.
Tinggi, berat, dan
ukuran dari tiap bagian roket ( nose, selongsong, fin, dan nozzle ) diserahkan
pada peserta.
j.
Jumlah fin yang
digunakan adalah 4 buah.
k.
Diperbolehkan
menggunakan roket yang
sama dengan roket yang digunakan pada kelas vertikal.
l.
Jumlah roket di-scrutineering
berjumlah maksimum 4 buah untuk 2 kali peluncuran.
Launcher
Launcher
yang dipakai seperti yang telah dijelaskan pada sub
bab peraturan launcher
Sasaran
a.
Pada kelas horisontal
terdapat 2 buah sasaran berbentuk lingkaran dengan jarak antara Tempat
Peluncuran dan sasaran 1 adalah 25m, dan jarak antara sasaran 1 ke sasaran 2
adalah 15m.
b.
Lintasan terbagi
menjadi dua zona. Zona pertama adalah zona roket dan zona kedua adalah zona
target.
c.
Zona start
berdiameter 3 m.
d.
Setiap target terbagi
menjadi sasaran dan 4 zona.
e.
Rintangan : a. Net
·
Tinggi 3m
·
jaraknya 10 m dari
tempat peluncuran roket.
·
Total net :
1 buah.
b.
Tinggi Sasaran
Ø Sasaran
1
· Tinggi
dari permukaan tanah 2m.
· Diameter
lingkaran 1m
Ø Sasaran
2
· Tinggi
dari permukaan tanah 5,5m.
· Diameter
lingkaran 1,5m
Ø Skema Sasaran
Gambar 2.
Sasaran isometri
Gambar 3.
Skema Mekanisme Peluncuran
|
Ø
|
ma Zona
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Gambar 4. Skema zona isometri
|
|
|
,
|
|
|
|
|
|
Gambar
5. Skema zona tampak atas
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ø Rintangan net
Gambar 6. Skema
rintangan net
Mekanisme Pelaksanaan
a.
Peluncuran kelas
horisontal dilakukan pada hari kedua.
b.
Roket dipasang di atas
launcher dengan mekanisme terserah peserta.
c.
Roket diluncurkan
dengan bantuan launcher.
d.
Pada saat
peluncuran semua bagian
launcher kecuali kontrol
dan
penghantar
(misal: kabel) harus ditempatkan di dalam zona persiapan dan tidak boleh
melebihi zona persiapan (r = 1m).
e.
Pada saat peluncuran
roket, eksekusi dilakukan di luar zona persiapan minimal sejauh 3 m dari pusat
zona persiapan.
f.
Roket diluncurkan
dengan komposisi volume air dan tekanan udara sesuai dengan
regulasi.
g.
Pada saat pengisian air
ke roket dan pemasangan roket ke launcher, launcher harus dalam
keadaan membelakangi sasaran.
h.
Pengisian udara ke
roket dan penyetingan launcher, launcher harus sudah mengarah ke
sasaran. Peserta diperbolehkan berada dalam zona persiapan.
i.
Panitia menyediakan
landasan untuk launcher berupa papan dengan
dimensi
100 cm x 100 cm x 10 cm, landasan boleh digunakan ataupun tidak. Peserta tidak
diperbolehkan membawa landasan sendiri.
j.
launcher dan roket sepenuhnya menjadi
kreativitas peserta dengan berat dibebaskan.
k.
Dalam setiap peluncuran
ada 2 tim yang akan meluncurkan roket secara bersamaan.
l.
Peluncuran dilakukan 2 (dua) kali tiap
peserta.
m.
Peserta diberi waktu
persiapan selama 5 menit dialokasikan untuk 1 kali peluncuran, masing-masing
dihitung sejak peserta masuk pada zona peluncuran sampai peserta siap
meluncurkan roket.
n.
Setelah peserta
meluncurkan roket yang pertama maka waktu akan dihentikan dan waktu akan
kembali berjalan ketika peserta memulai persiapan untuk peluncuran kedua.
o.
Peserta diberi jeda
waktu selama 3 menit sebelum melaksanakan peluncuran kedua.
p.
Peserta tidak boleh
meluncurkan roket sebelum ada tanda aba-aba dari panitia.
q.
Apabila ada roket yang
meluncur sebelum ada aba-aba dari panitia , maka peserta didiskualifikasi pada
peluncuran tersebut.
r.
Apabila roket meledak
maka peserta dianggap gagal pada peluncuran tersebut.
s.
Apabila waktu yang
disediakan panitia habis, maka segala kegiatan persiapan harus dihentikan.
t.
Saat terjadi masalah
teknis akibat dari panitia maka peluncuran oleh (mis : peserta x) dilakukan
penundaan sampai masalah tersabut selesai dan waktu diulang kembali.
u.
Tidak ada bagian roket
yang terlepas atau patah selama roket meluncur kecuali udara dan air sebagai
bahan pendorong.
v.
Setelah peluncuran,
langsung dilakukan pengukuran pada zona sasaran.
w.
Proses pengukuran zona
dialakukan oleh dua orang panitia, dimana 1 orang mengukur dan 1 orang lagi
sebagai pencatat hasil dari pengukuran tersbut sedangkan manager menyaksikan
jalanya pengukuran.
x.
Peserta ( mis : peserta
x) yang dipanggil sebanyak 3 kali berturut-turut untuk melakukan peluncuran dan
belum memasuki lapangan maka akan dilewati peserta selanjutnya (mis : peserta
y) menurut urutan yang telah disepakati.
y.
Jika peserta yang
melewati (peserta y) selesai meluncurkan maka dilakukan pemanggilan kembali
pada peserta yang dilewati (peserta x) sebanyak 3 kali. Dan jika belum masuk
area lapangan maka peserta x 

z.
Keputusan dewan juri dan
panitia tidak dapat diganggu gugat oleh peserta.
Penilaian
Penilaian
dari kelas horisontal ini dilihat dari ketepatan roket untuk masuk kedalam
sasaran dan dilaksanakan secara berurutan dari sasaran 1, kemudian ke sasaran
2.
1. Poin nilai yang akan didapat
No
|
Zona
|
diameter(meter)
|
Poin Tiap Zona
|
|
|
|
|
1
|
Zona 1
|
4
|
600
|
|
|
|
|
2
|
Zona 2
|
3
|
500
|
|
|
|
|
3
|
Zona 3
|
2
|
400
|
|
|
|
|
4
|
Zona 4
|
1
|
300
|
|
|
|
|
Keterangan
:
Ø Peluncuran
dilaksanakan selama 2 kali dengan sasaran berurutan:
1.
Roket masuk ke sasaran 1 dengan nilai
800.
2.
Roket masuk ke sasaran 2 dengan nilai
800.
a.
Roket yang mampu
memasuki sasaran dan jatuh tepat di zona maka peserta mendapatkan tambahan poin
zona dengan penalaian poin sesuai dengan tabel.
b.
Poin tambahan jika roket
masuk ke sasaran dan masuk ke zona adalah 100 poin.
c.
Jika roket tidak masuk
sasaran, namun memasuki zona, maka peserta hanya mendapatkan nilai zona.
d.
Pengukuran target
dihitung dari batas zona sasaran sampai pada ujung roket (nose).
e.
Penilaian zona dilakukan pada saat roket
mendarat pertama kali.
f.
Pengukuran zona dilakukan setelah roket
berhenti.
g.
Pengukuran waktu
dilakukan oleh panitia dimana 2 panitia pada zona start dan 2 panitia
pada zona akhir lintasan.
h.
Pada saat roket
meluncur, tidak ada bagian roket (kecuali udara dan air) yang lepas atau patah.
Bila ada bagian roket yang lepas atau patah maka poin 0.
i.
Jika ujung roket(nose)
tepat digaris antara zona sasaran, maka pengukuran dilakukan dari zona paling dekat
dengan sasaran.
j.
Apabila roket meledak
pada saat proses peluncuran maka peserta tidak mendapat poin pada babak
tersebut.
k.
Penilaian kelas
horisontal didapatkan dari poin dua kali peluncuran.
l.
Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu
gugat.
Contoh
|
Contoh
|
|
|
Peserta X dengan
roket masuk pada
sasaran 1, kemudian
jatuh di
|
zona
1, Maka penilainya adalah :
|
a.
|
Zona 1
|
: 600 poin
|
b.
|
Poin
sasaran
|
: 800 poin
|
c.
|
Pointambahan
|
: 100 poin
|
Jadi poin yang keseluruhan kelas
horisontal peserta X adalah sebesar 1500 poin.
TABEL PENILAIAN
DEWAN JURI KOMPETISI ROKET AIR
No
|
Kriteria
Penilaian Roket
|
|
Bobot (B)
|
Nilai
(N)
|
Hasil
(BxN)
|
|
|
|
|
|
|
1
|
Kemampuan
roket
|
|
30
|
|
|
|
mencapai
sasaran
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2
|
Aerodinamika
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3
|
Teknologi
gerak Launcher
|
|
25
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4
|
Team work
|
|
20
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Keterangan :
Ø Setiap
kriteria diberi skor : 1 ( sangat kurang ), 2 ( kurang ), 3, (cukup ), 4 ( baik
), 5 (sangat baik )
Ø Nilai
maksimal dari dewan juri : 500 poin
Ø Nilai =
( Bobot x Skor )
PANDUAN
PERATURAN WRC 2014
KELAS VERTIKAL
Umum
Pada pertandingan kelas vertikal WRC 2014 ini diberikan
aturan-aturan yang lebih detail mengenai bagian-bagian roket dan hal-hal lain
yang berhubungan dengan roket yang akan diperlombakan.
Secara umum pertandingan kelas vertikal
pada WRC 2014 ini lebih mengacu pada
pertandingan sebelumnya. Oleh karena itu setiap bagian dari roket yang
digunakan pada kelas vertikal telah ditentukan oleh panitia kecuali bentuk nose
dan panjang total roket. Hal ini dimaksudkan agar suatu saat nanti
didapatkan sebuah roket air yang ideal yang dilengkapi dengan bagian-bagian
roket yang terbaik dari hasil setiap pertandingan.
Launcher
Launcher yang
digunakan pada kelas ini sama seperti pada kelas Horisontal
penjelasannya dapat dilihat di sub bab peraturan launcher.
Roket
· Kriteria
Umum
a.
Roket yang dibuat
adalah roket dengan sistem satu tingkat, yaitu dengan satu botol sebagai ruang
kompresi roket. Dilarang menggunakan sistem elektrik atau motor pada roket.
b.
Bahan pendorong roket
adalah campuran antara air mineral dengan udara yang terkompresi.
c.
Air mineral untuk fluida kerja
disediakan oleh panitia.
d.
Panitia menyediakan kompresor, landasan
luncur dan waterpass.
e.
Volume air dan
tekanan udara ditentukan oleh panitia berdasarkan hasil dari WRC 2014 tahun sebelunya.
f.
Jumlah roket yang di-scrutineering
berjumlah maksimal 4 buah untuk 2 kali peluncuran.
· Kriteria
Khusus
a. Bentuk Umum Roket
ü Berat roket keseluruhan adalah 250-300
gram (toleransi 5 gram).
ü Roket
terdiri dari nose, selongsong, fin (berjumlah 4 buah), ruang kompresi dan nozzle.
ü Nose
dan selongsong merupakan bagian yang terpisah (bila mekanisme penyambungan nose
dan selongsong menggunakan lakban, maka lakban harus tak berwarna/bening).
ü Ruang
kompresi terdiri dari volume botol air mineral 1,5 liter (toleransi 100 ml).
ü Tidak
diperbolehkan menggunakan alat bantu apapun pada roket, kecuali yang telah
ditetapkan oleh panitia.
ü Nozzel
disediakan oleh panitia dimana spesifikasi nozzel pada semua peserta sama.
b.
Selongsong
Panjang selongsong adalah 33 cm (± 1 cm)
berbentuk tabung dengan diameter sesuai dengan diameter botol kompresi. Bahan
selongsong bebas. Kontur permukaan selongsong harus rata, tidak ada robekan dan
tidak berlubang.
Gambar
7. Selongsong
(satuan gambar: cm)
c. Fin
Bentuk, ukuran dan bahan fin
ditentukan panitia.
Fin berjumlah 4 buah yang dipasang
secara simetris, tegak lurus selongsong dan tegak lurus pada sisi selongsong
paling bawah.
Kontur fin harus rata danlurus. Bahan
fin acrylic
Ukuran fin terlampir
Pemasangan fin terletak pada
ujung selongsong paling bawah.
Gambar 8.
Prosedur Pemasangan Fin.
d. Ruang Kompresi
Ruang kompresi terdiri dari volume botol
air mineral 1,5 liter (toleransi 100 ml).
Pemasangan botol ruang kompresi, mulut
botol ruang kompresi harus sejajar dengan mulut selongsong paling bawah.
Gambar 9.
Prosedur Pemasangan Botol Ruang Kompresi.
e. Nozzle
Bentuk, dimensi dan bahan nozzle
ditentukan panitia. Bahan nozzel aluminium.
Nozzle untuk pertandingan diberikan pada
peserta yang telah lolos seleksi KRA 2014.
Cara pemasangan nozzle yaitu nozzle
dimasukkan sedalam 16,25 mm (dalam artian 47,5 mm – 30 mm - 1,25 mm) dari ujung
nozzle (ujung nozzle yang berdiameter 25,2 mm).
Ukuran nozzle terlampir.
Gambar 10.
Nozzle
f.
Volume dan Tekanan
Dalam
WRC 2014 ini, untuk volume dan tekanan dalam kelas ini
dibatasi sesuai dari hasil KRAI tahun sebelumnya yaitu menggunakan tekanan 90
psi dan volume 700 ml.
Lapangan
a.
Kelas vertikal
merupakan kelas di mana roket diluncurkan ke arah vertikal sehingga didapatkan
waktu maksimum dan jatuh roket tepat pada zona dengan radius zona 24 m.
b.
Radius zona sebesar 24
m, dibagi menjadi enam zona dengan jarak antar zona sebesar 4 m.
Gambar 11. Ukuran Lapangan Zona Kelas Vertikal
(satuan gambar : meter)
Mekanisme
Pelaksanaan
a.
Peluncuran kelas vertikal dilakukan pada
hari kedua.
b.
Peluncuran dilakukan 2 (dua) kali dengan
anggota tim yang sama.
c.
Roket diluncurkan dengan bantuan launcher.
d.
Pada saat peluncuran
semua bagian launcher kecuali kontrol dan penghantar (misal: kabel)
harus ditempatkan di dalam zona persiapan
dan
tidak boleh melebihi zona persiapan (r = 1,25 m).
e.
Pada saat peluncuran
roket, eksekusi dilakukan di luar zona persiapan minimal sejauh 3 m dari pusat
zona persiapan
f.
Roket diluncurkan dengan
komposisi volume air dan tekanan udara sesuai dengan regulasi.
g.
Pada saat pengisian air
ke roket, pemasangan roket ke launcher, pengisian udara ke roket dan
penyetingan launcher, peserta diperbolehkan berada dalam zona persiapan.
h.
Panitia menyediakan
landasan untuk launcher berupa papan dengan dimensi 100 cm x 100 cm x 10
cm, landasan boleh digunakan ataupun tidak. Peserta tidak diperbolehkan membawa
landasan sendiri.
i.
Pada saat roket meluncur
bagian-bagian roket yang lain tidak boleh terpisah dari roket kecuali udara dan
air.
j.
Peserta diberi waktu
persiapan selama 5 menit dialokasikan untuk 1 kali peluncuran, masing-masing
dihitung sejak peserta masuk pada zona peluncuran sampai peserta siap
meluncurkan roket.
k.
Setelah peserta
meluncurkan roket yang pertama maka waktu akan dihentikan dan waktu akan
kembali berjalan ketika peserta memulai persiapan untuk peluncuran kedua.
l.
Peserta diberi jeda
waktu selama 3 menit sebelum melaksanakan peluncuran kedua.
m.
Peserta harus memberikan aba-aba ke
panitia saat roket siap diluncurkan.
n.
Apabila
ada roket yang meluncur sebelum ada aba-aba dari panitia , maka peserta
didiskualifikasi pada peluncuran tersebut
o.
Apabila tempat jatuh
roket tepat berada pada garis antar zona maka titik acuan pengukuran dilakukan
pada zona yang terdekat dengan zona 1.
p.
Pada peluncuran kedua
peserta tidak diperbolehkan menggunakan roket yang sama dengan peluncuran
pertama.
q.
Dilarang menggunakan
alat bantu (seperti tali) untuk mengendalikan roket agar jatuh pada zona yang
diinginkan ataupun (seperti parasut) untuk memperlama waktu di udara.
r.
Apabila roket meledak,
peserta diperbolehkan mengganti roket yang telah di-scrutineering selama
waktu yang disediakan masih tersisa.
s.
Penghitungan waktu
selama roket di udara dilakukan oleh panitia dengan bantuan stopwatch.
t.
Pada saat terjadi
masalah teknis akibat dari panitia maka peluncuran oleh (misal: peserta x)
dilakukan penundaan sampai masalah tersebut selesai dan waktu diulang kembali
sampai eksekusi peluncuran kedua.
u.
Peserta (misal: peserta
x) yang dipanggil sebanyak 3 kali berturut-turut untuk melakukan peluncuran dan
belum memasuki lapangan maka akan dilewati peserta selanjutnya (misal: peserta
y) menurut urutan
yang
telah disepakati.
v.
Jika peserta yang
melewati (peserta y) selesai meluncurkan maka dilakukan pemanggilan kembali
pada peserta yang dilewati (peserta x) sebanyak 3 kali. Dan jika belum masuk ke
area lapangan maka peserta
x
didiskualifikasi.
w.
Keputusan dewan juri dan panitia tidak
dapat diganggu gugat.
Penilaian
Ketentuan nilai
pada kelas vertikal adalah sebagai berikut:
a. Dilihat dari tempat jatuhnya roket
dan waktu roket di udara. Ø Roket
mendarat pada zona I
Point : 500 + (1000 x waktu roket di
udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket
mendarat pada zona II
Point : 450 + (1000 x waktu roket di
udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket
mendarat pada zona III
Point : 400 + (1000 x waktu roket di
udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket
mendarat pada zona IV
Point : 350 + (1000 x waktu roket di
udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket
mendarat pada zona V
Point : 300 + (1000 x waktu roket di
udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket
mendarat pada zona VI
Point : 250 + (1000 x waktu roket di udara/waktu
terlama roket di udara)
b.
Roket yang mendarat di luar zona, poin 0
dan poin waktu tidak dihitung.
c.
Poin kelas vertikal
didapatkan dari poin zona dan poin waktu untuk 2 kali peluncuran.
d.
Poin waktu merupakan
poin lamanya waktu roket di udara. Lamanya waktu roket di udara dihitung sejak
tepat saat roket lepas dari launcher hingga tepat menyentuh tanah dalam
radius zona yang telah ditentukan (radius zona 24 m) sedangkan poin zona
merupakan ketepatan roket jatuh pada tiap zona.
e.
Peserta tidak
mendapatkan poin zona dan poin waktu apabila roket peserta jatuh diluar radius
zona yang telah ditentukan panitia tetapi tetap mendapatkan poin presentasi dan
poin kelas tembak sasaran.
f.
Peserta tidak
mendapatkan poin kelas vertikal apabila roket peserta meluncur tanpa memberikan
tanda bahwa roket siap meluncur dan perintah aba-aba dari panitia dan tidak ada
pengulangan.
g.
Pengukuran dilakukan
setelah roket mendarat dengan acuan tempat jatuh roket pertama kali.
h.
Apabila posisi jatuh
roket tepat pada garis antar zona maka poin zona yang diperoleh berasal dari
zona yang lebih dekat dari titik peluncuran.
i.
Pada saat peluncuran
sampai pendaratan bagian-bagian roket tidak boleh terpisah. Apabila terpisah
maka poin 0. Namun bagian-bagian roket tersebut boleh terpisah ketika roket
telah mendarat.
j.
Hasil dari perhitungan
tersebut diserahkan kepada dewan juri untuk kemudian ditentukan pemenangnya.
k.
Keputusan dewan juri dan panitia tidak
dapat diganggu gugat.
Contoh:
Peserta X dengan Roket melayang diudara
selama 12 detik dan jatuh pada zona 2. Di akhir perlombaan, didapatkan waktu
terlama di udara oleh peserta Y selama 14 detik. Maka penilaiannya adalah
·
|
Zona 2
|
: 450
|
·
|
Waktu
Roket
|
: 12detik
|
·
|
Waktu roket
terlama
|
: 14 detik
|
Roket
mendarat pada zona II
Poin : 450 + (1000 x waktu roket di
udara/waktu terlama roket di udara) : 450 + (1000 x 12/14)
= 450 + (1000 x 0,857) = 450 + 857
=1307
Maka poin kelas vertikal yang
didapatkan oleh peserta X adalah : 1307 poin.
Lampiran
1
a.
Nozzle
( toleransi ukuran 0,05 mm)
(satuan gambar : mm)
1,25
b. Fin
Tebal
fin : 1,5 mm
(toleransi ukuran panjang : ± 2 mm)
(satuan gambar : mm)

Lampiran 2
Panduan
Peraturan
Seleksi Peserta WRC 2014
I.
Jadwal
Ø Pendaftaran
peserta dimulai dari tanggal 21 April 2014 sampai dengan 5 Mei 2014
Ø Seleksi
peserta tanggal 25 Mei 2014
Ø Pengumuman
peserta yang lolos (report) tanggal 26 Mei 2014
Ø Pengumuman
peserta fix lolos tanggal 27 Mei 2014
Ø Daftar
ulang peserta tanggal 29 Mei 2012
Ø Technical
meeting tanggal 30 Mei 2014
Ø Presentasi
peserta tanggal 31 Mei 2014
Ø Kompetisi
kelas vertikal dan horizontal tanggal 1 Juni
2014
Ø Pengumuman
pemenang tanggal 2 Juni 2012
II.
Format penyusunan report
1.
Video
·
Format video .wmv
resolusi 640 x 800 piksel atau 320 x 400 piksel.
·
Berisi mekanisme
simulasi peluncuran roket kelas vertikal dan horisontal.
·
Berisi mekanisme gerakan launcher
·
Durasi film maksimal 15 menit.
2.
Report
·
Format penulisan dalam
bentuk .pdf huruf Times New Roman, ukuran 12, spasi 1,5.
·
Berisi :
- Dasar
teori roket.
- Teknologi
launcher yang dipakai.
- Bahan
dan desain yang dipakai pada roket dan launcher.
3.
Video dan Report dikirim
dalam bentuk softcopy (Compact Disk/CD) ke alamat penyelenggara.
III.
Pengiriman
Melalui
pos, titipan kilat atau dikirimkan secara langsung dengan alamat tercantum
dalam alamat penyelenggara.
Nomor
Peserta : ..........................................................................................
Nama
Peserta : ..........................................................................................
PerguruanTinggi : .........................................................................................
No
|
Kriteria Penilaian
|
|
Parameter
Penilaian
|
Bobot
|
Skor
|
Nilai
|
|
|
|
|
|
|
(B)
|
(S)
|
(B x S)
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
·
|
Sistematika penyajian
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
dan isi
|
|
|
|
|
|
|
|
·
|
Alat bantu
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Penyajian/
|
·
|
Penggunaan bahasa
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
1.
|
Presentasi
|
|
tutur yang baku
|
|
|
|
|
|
(maksimal 15 menit)
|
·
|
Cara presentasi
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(45%)
|
|
(sikap)
|
|
|
|
|
|
|
|
·
|
Ketepatan waktu
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
·
|
Pemakaian simulasi
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dan pendeskripsian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
·
|
Teknologi
yang
|
5
|
|
|
|
|
|
Modifikasi
|
|
Digunakan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Launcher
dan
Roket
|
·
|
Pemilihan
bahan
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(15%)
|
·
|
Estetika
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
·
|
Kebenaran
dan
|
15
|
|
|
|
|
|
|
|
ketepatan
jawaban
|
|
|
|
|
|
|
|
·
|
Cara
menjawab
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Tanya Jawab
|
·
|
Kerja
sama kelompok
|
10
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
(40%)
|
·
|
Keterbukaan
peserta
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
dalam
menerima
|
5
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
kritik
dan saran dalam
|
|
|
|
|
|
|
|
|
acara
tanya jawab
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Total
|
|
100
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Ø Setiap kriteria di beri
skor :
1 (sangat kurang),
2 (kurang), 3
(cukup), 4
(baik),
5 (sangat baik)
Ø Nilai
presentasi maksimal : 1000 poin
Ø Nilai
= 2 x (Bobot x skor)
Penilai:
Catatan
___________________________________________________________
______________________________________________________________
_______
Makassar,
Penilai
................................
NIP. .......................
Contact
Person : Sahir (0823 9417 6608)
Muhammad Syaiful (0896 7630 1293)
Facebook Grup : Mechanical Competition 2014
Emai : Sahirmesin@yahoo.co.id