Minggu, 20 April 2014

FORMULIR WRC



WATER ROCKET COMPETITION 2014

NAMA TEAM                                  : …………………………………..
PERWAKILAN UNIVERSITAS  : …………………………………..
NAMA ANGGOTA                                     :
                                                              1. …………………………………..
                                                              2. …………………………………..
                                                              3. …………………………………..
NOMOR HP                                      : …………………………………..
ALAMAT EMAIL                           : …………………………………..
FOTO TEAM                                    : …………………………………..






                                                                                                                                                                                                                                                            ……………………………2014


                                                                                                                        TTD



                                                                                                                 Manager Team

MECHANICAL COMPETITION 2014


REGULASI WRC



REGULASI
WATER ROCKET COMPETITION 2014





 










HIMPUNAN MAHASISWA MESIN
FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS HASANUDDIN
PERIODE 2013/2014



WATER ROCKET COMPETITION 2014
DESKRIPSI
Perkembangan pesat teknologi dan industri di dunia saat ini, mendorong setiap negara untuk mengikuti arus kuat perkembangan itu yang hampir menyentuh ke segala aspek-aspek kehidupan dalam sebuah negara. Seiring perkembangan ini memacu produktivitas dan inovasi dengan teknologi terbaru dalam mengelola dan meningkatkan sumber daya alam yang tersedia dan memanfaatkan potensi yang ada agar tetap bersaing di dunia global.
Sebagai salah satu langkah untuk dapat bersaing di dunia global, kita harus mengembangkan suatu teknologi yang ramah lingkungan dan praktis. Roket air merupakan salah satu solusi terbaik, dimana roket air sendiri adalah salah satu jenis roket yang menggunakan air sebagai bahan bakarnya. Wahana tekan yang berfungsi sebagai mesin roket biasanya terbuat dari botol plastik bekas minuman ringan. Dimana sistem atau prinsip dasar dari peluncuran roket air ini sendiri menggunakan model fisika sederhana.
Pembuatan roket air ini diharapkan dapat merangsang kreativitas dari mahasiswa dalam merancang sebuah roket air yang tentunya lebih baik lagi. Karena seperti yang kita ketahui, Kompetisi Roket Air ini bukan pertama kalinya di adakan di Indonesia, tapi menimbang masih perlunya pengembangan di bidang “Roket Air” ini, maka Himpunan Mahasiswa Mesin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin memasukkan “Water Rocket Competition 2014” sebagai salah satu rangkaian kegiatan Mechanical Competition 2014, Sekaligus sebagai ajang silaturahmi para mahasiswa ataupun civitas akademik secara umum untuk memupuk persatuan demi Indonesia yang lebih baik di masa depan.




TUJUAN
1.         Mengukur pencapaian kreatifitas, dan inovasi pengembangan mahasiswa dalam bidang teknologi
2.         Sebagai wadah untuk meningkatkan kualitas engineer dan siswa dibidang inovasi roket air
3.         Mengangkat semangat berinovasi generasi muda
PESERTA

 Mahasiswa se-Indonesia
PENYELENGGARAAN
Hari/Tanggal           : Jumat - Senin, 30 Mei – 2 Juni 2014
Waktu                     : Pukul 09.00 WITA – the end
Tempat                    : Lapangan Sepak Bola Universitas Hasanuddin
TEMA EVENT
Manna Ronro linoa, gesara butta maraeng, Katte Abulo sibatang tonji, accera' sitongka-tongka tonji
Biarlah geger Dunia, Bercerai berai negeri seberang, Kita bersatu padu, bertanah air satu jua...


JENIS LOMBA

Jenis Lomba Pada Kompetisi Roket Air ada dua kelas, yaitu :
1.    Kelas Horisontal
Suatu kelas pertandingan menembak sasaran dengan jarak 40 m yang terbagi menjadi dua buah sasaran yang mana roket harus bisa masuk secara berurutan dari sasaran 1 kemudian ke sasaran 2. Dimana setiap sasaran berbentuk lingkaran dengan diameter 1 m dan 1,5 m, serta tiap sasaran terbagi menajdi empat zona. Dalam kelas ini mengaplikasikan roket sebagai pemasang kabel.



2.    Kelas Vertikal
Suatu kelas pertandingan dengan bentuk lapangan sasaran melingkar dengan radius 24 m yang dibagi menjadi 6 zona Pada kelas ini roket air diaplikasikan sebagai alat untuk menebar benih atau untuk penginderaan jarak jauh sehingga dibutuhkan waktu yang cukup lama di udara dan roket harus mendarat dengan mulus dengan parasut.







Bobot Penilaian

Bobot penilain yang ditentukan adalah
a.    Poin presentasi : maksimal 1000
b.    Poin kelas vertikal : maksimal 3000 ( 2 kali peluncuran )
c.    Poin kelas horisontal : maksimal 3000 ( 2 kali peluncuran )

Pertandingan

·      Sebelum pertandingan kelas horisontal dan kelas vertikal, setiap tim diharuskan untuk melakukan presentasi mengenai teknologi roket air baik dalam kelas horisontal maupun dalam kelas vertikal.
·      Sistem pertandingan roket air kelas horisontal menitik beratkan kemampuan roket air dengan membawa beban tambahan pada arah horisontal.
·      Pada Lomba  ini parameter yang mempengaruhi kualitas dari roket dikendalikan, kecuali nose.
Tim Peserta Lomba

a.    Tim peserta lomba adalah mahasiswa S1, D3, Poltek, Sekolah Tinggi Teknik (STT) se-Indonesia.
b.    Setiap tim beranggotakan tiga orang dan satu orang merangkap sebagai manager.
c.    Manager sebagai penghubung peserta dan panitia.
d.    Manager sebagai saksi saat pengukuran jarak sasaran yang dilaksanakan.
e.    Setiap universitas maksimal mengirimkan 2 tim.
Peraturan Launcher
a.       Launcher dibuat oleh peserta, bahan dan desain dibebaskan oleh panitia. Panitia hanya membatasi dimensi launcher.
b.      Tinggi maksimum mekanisme penjepit mulut botol dengan landasan peluncuran adalah 0,5 m dan ketinggian total maksimum launcher adalah 1,25 m dari landasan peluncuran. Bila lengan penjepit mulut botol menggunakan mekanisme engsel, maka tinggi maksimum diukur pada posisi lengan penjepit mulut botol tegak lurus terhadap landasan peluncuran.
c.       Bagian launcher yang dihubungkan dengan selang kompresor menggunakan kopler female (Quick Coupling TW SH-20 ¼) dengan diameter lubang 1,3 mm.
d.      Launcher dilengkapi dengan alat pengukur tekanan (pressure gauge).





e.    Diwajibkan menggunakan kontrol semi otomatis berupa elektrik untuk mekanisme peluncuran roket. Yang dimaksud dengan kontrol semi otomatis berupa elektrik adalah dimanfaatkannya listrik untuk mekanisme launcher dalam peluncuran roket.
f.     Launcher harus dapat bermanufer secara otomatis dengan arah sumbu vertikal (90o) dan arah sumbu horizontal (360o).
g.    Launcher boleh dilengkapi kran atau pun tidak. Jika menggunakan keran pengaturan udara dilakukan dari keran peserta.
h.    Launcher bisa digunakan untuk kelas vertikal maupun horizontal.
i.      Diperbolehkan menggunakan mekanisme penggerak lain (motor listrik, pneumatik, hidrolik, dll) akan tetapi harus menggunakan sumber energi listrik pada mekanisme penggerak tersebut.
j.     Diperbolehkan menggunakan kabel atau wireless untuk mekanisme pengendali launcher.
k.    Sisi depan launcher diberi tanda panah.
































Gambar 1. Gerak Launch



Peraturan Roket

Peraturan roket akan dijelaskan pada masing-masing ketentuan umum kelas horisontal dan kelas vertikal.
Mekanisme Pelaksanaan Scrutineering

a.    Scrutineering dilaksanakan tiga kali, yaitu:
1.    Setelah masing-masing tim melaksanakan presentasi pada hari pertama.
2.    Sebelum tim melaksanakan peluncuran kelas horisontal pada hari kedua.
3.    Sebelum peluncuran kelas vertikal pada hari kedua.
b.    Pada scrutineering pertama, apabila masih terjadi ketidaksesuaian dengan peraturan dan launcher, peserta diberi waktu maksimal sampai pukul 21.00 WIB untuk pembetulan dengan hari yang sama.
c.    Jika scrutineering kedua dan ketiga terdapat ketidaksesuaian dengan peraturan roket dan launcher maka peserta (misal : peserta x) dilewati peserta selanjutnya (misal : peserta y) sesuai urutan yang telah disepakati dan diberi waktu 2 x 10 menit untuk pembetulan.
d.    Setelah waktu yang ditentukan (2 x 10 menit) dan dilakukan pemanggilan kepada peserta yang dilewati (peserta x), apabila peserta tersebut belum selesai melakukan pembetulan sesuai peraturan, maka peserta x akan didiskualifikasi.
e.    Pada saat scrutineering dilakukan pengecekan sesuai dengan peraturan yang telah ditentukan.
f.     Roket dan launcher yang digunakan saat peluncuran adalah roket dan launcher yang telah di-scrutineering.
g.    Pada saat peluncuran dilarang membawa peralatan tambahan yang tidak sesuai dengan proses scrutineering.












PANDUAN PERATURAN PRESENTASI
WATER ROCKET COMPETITION 2014
UMUM
Pada tahap presentasi ini peserta menjelaskan segala sesuatu yang berhubungan dengan roket air. Presentasi dilakukan dihadapan juri dengan parameter dasar teori, modifikasi launcher dan roket. Peserta juga boleh menjelaskan hal-hal lain yang berhubungan dengan roket air yang dianggap oleh peserta dapat lebih menjelaskan mengenai roket air.
Penilaian
Ketentuan penilaian presentasi adalah sebagai berikut:
a.    Dasar teori
b.    Cara penyajian presentasi
c.    Modifikasi launcher dan roket ( dalam hal ini nose roket ) dengan kriteria sebagai berikut:
·      Teknologi yang digunakan
·      Pemilihan bahan
·      Estetika
d.    Penilaian pada presentasi dilakukan sepenuhnya oleh dewan juri
e.    Nilai presentasi maksimal 1000 poin
f.     Format penilaian presentasi terlampir
g.    Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat.
Mekanisme pelaksanaan
· Presentasi dilakukan pada hari pertama (satu hari sebelum hari peluncuran).
·  Presentasi dilakukan di depan dewan juri dan peserta lomba yang ditentukan.
·  Presentasi dilakukan oleh tim peserta lomba.
·  Setiap tim diberi waktu total 15 menit (10 menit untuk melakukan presentasi kelas horisontal dan kelas vertikal serta 5 menit waktu tanya jawab).







PANDUAN WRC 2014 KELAS HORISONTAL
UMUM

Pada pertandingan kelas horisontal WRC 2014 ini, menitikberatkan pada aplikasi roket sebagai pemasang kabel, dimana yang menjadi tinjauan dari penilaian poin adalah masuknya roket kedalam koordinat sasaran pada arah horisontal.
Roket
a.    Roket yang dibuat dengan sistem satu tingkat, yaitu dengan satu botol sebagai ruang kompresi roket. Dilarang menggunakan sistem elektronik atau motor pada roket.
b.    Ruang kompresi roket terdiri dari nozzle dan botol plastik air minum mineral 1,5 liter.
c.    Volume dan tekanan kompresi

-
Volume
:
Maksimal 700 ml
-
Tekanan
:
Maksimal 90 Psi.

d.    Bahan pendorong roket adalah campuran antara air ledeng dengan udara berkompresi.
e.    Air ledeng untuk fluida kerja disediakan oleh panitia.
f.     Panitia menyediakan kompresor, landasan launcher dan waterpass.
g.    Roket diluncurkan dengan bantuan launcher.
h.    Roket harus terdiri dari nose, selongsong, fin dan nozzle.
i.      Tinggi, berat, dan ukuran dari tiap bagian roket ( nose, selongsong, fin, dan nozzle ) diserahkan pada peserta.
j.     Jumlah fin yang digunakan adalah 4 buah.
k.     Diperbolehkan   menggunakan   roket    yang   sama   dengan   roket          yang   digunakan pada kelas vertikal.
l.      Jumlah roket di-scrutineering berjumlah maksimum 4 buah untuk 2 kali peluncuran.


                                     





Launcher
Launcher yang dipakai seperti yang telah dijelaskan pada sub bab peraturan launcher
Sasaran
a.      Pada kelas horisontal terdapat 2 buah sasaran berbentuk lingkaran dengan jarak antara Tempat Peluncuran dan sasaran 1 adalah 25m, dan jarak antara sasaran 1 ke sasaran 2 adalah 15m.
b.      Lintasan terbagi menjadi dua zona. Zona pertama adalah zona roket dan zona kedua adalah zona target.
c.      Zona start berdiameter 3 m.
d.      Setiap target terbagi menjadi sasaran dan 4 zona.
e.      Rintangan : a. Net
·        Tinggi 3m
·        jaraknya 10 m dari tempat peluncuran roket.
·         Total net            : 1 buah.
b.    Tinggi Sasaran
Ø  Sasaran 1
·      Tinggi dari permukaan tanah 2m.
·      Diameter lingkaran 1m
Ø  Sasaran 2
·      Tinggi dari permukaan tanah 5,5m.
·      Diameter lingkaran 1,5m



















Ø  Skema Sasaran


























Gambar 2. Sasaran isometri





























Gambar 3. Skema Mekanisme Peluncuran












Ø





ma Zona












Gambar 4. Skema zona isometri


,





Gambar 5. Skema zona tampak atas
















Ø  Rintangan net

























Gambar 6. Skema rintangan net
Mekanisme Pelaksanaan
a.      Peluncuran kelas horisontal dilakukan pada hari kedua.
b.      Roket dipasang di atas launcher dengan mekanisme terserah peserta.
c.      Roket diluncurkan dengan bantuan launcher.
d.      Pada   saat   peluncuran   semua   bagian   launcher   kecuali   kontrol   dan
penghantar (misal: kabel) harus ditempatkan di dalam zona persiapan dan tidak boleh melebihi zona persiapan (r = 1m).
e.      Pada saat peluncuran roket, eksekusi dilakukan di luar zona persiapan minimal sejauh 3 m dari pusat zona persiapan.
f.       Roket diluncurkan dengan komposisi volume air dan tekanan udara sesuai dengan regulasi.
g.      Pada saat pengisian air ke roket dan pemasangan roket ke launcher, launcher harus dalam keadaan membelakangi sasaran.
h.      Pengisian udara ke roket dan penyetingan launcher, launcher harus sudah mengarah ke sasaran. Peserta diperbolehkan berada dalam zona persiapan.
i.        Panitia menyediakan landasan untuk launcher berupa papan dengan



dimensi 100 cm x 100 cm x 10 cm, landasan boleh digunakan ataupun tidak. Peserta tidak diperbolehkan membawa landasan sendiri.
j.        launcher dan roket sepenuhnya menjadi kreativitas peserta dengan berat dibebaskan.

k.      Dalam setiap peluncuran ada 2 tim yang akan meluncurkan roket secara bersamaan.

l.        Peluncuran dilakukan 2 (dua) kali tiap peserta.

m.    Peserta diberi waktu persiapan selama 5 menit dialokasikan untuk 1 kali peluncuran, masing-masing dihitung sejak peserta masuk pada zona peluncuran sampai peserta siap meluncurkan roket.

n.      Setelah peserta meluncurkan roket yang pertama maka waktu akan dihentikan dan waktu akan kembali berjalan ketika peserta memulai persiapan untuk peluncuran kedua.

o.      Peserta diberi jeda waktu selama 3 menit sebelum melaksanakan peluncuran kedua.

p.      Peserta tidak boleh meluncurkan roket sebelum ada tanda aba-aba dari panitia.

q.      Apabila ada roket yang meluncur sebelum ada aba-aba dari panitia , maka peserta didiskualifikasi pada peluncuran tersebut.

r.       Apabila roket meledak maka peserta dianggap gagal pada peluncuran tersebut.

s.       Apabila waktu yang disediakan panitia habis, maka segala kegiatan persiapan harus dihentikan.

t.        Saat terjadi masalah teknis akibat dari panitia maka peluncuran oleh (mis : peserta x) dilakukan penundaan sampai masalah tersabut selesai dan waktu diulang kembali.

u.      Tidak ada bagian roket yang terlepas atau patah selama roket meluncur kecuali udara dan air sebagai bahan pendorong.

v.      Setelah peluncuran, langsung dilakukan pengukuran pada zona sasaran.

w.    Proses pengukuran zona dialakukan oleh dua orang panitia, dimana 1 orang mengukur dan 1 orang lagi sebagai pencatat hasil dari pengukuran tersbut sedangkan manager menyaksikan jalanya pengukuran.

x.      Peserta ( mis : peserta x) yang dipanggil sebanyak 3 kali berturut-turut untuk melakukan peluncuran dan belum memasuki lapangan maka akan dilewati peserta selanjutnya (mis : peserta y) menurut urutan yang telah disepakati.

y.      Jika peserta yang melewati (peserta y) selesai meluncurkan maka dilakukan pemanggilan kembali pada peserta yang dilewati (peserta x) sebanyak 3 kali. Dan jika belum masuk area lapangan maka peserta x
z.      Keputusan dewan juri dan panitia tidak dapat diganggu gugat oleh peserta.





Penilaian

Penilaian dari kelas horisontal ini dilihat dari ketepatan roket untuk masuk kedalam sasaran dan dilaksanakan secara berurutan dari sasaran 1, kemudian ke sasaran 2.

1.    Poin nilai yang akan didapat

No
Zona
diameter(meter)
Poin Tiap Zona




1
Zona 1
4
600




2
Zona 2
3
500




3
Zona 3
2
400




4
Zona 4
1
300





Keterangan :

Ø Peluncuran dilaksanakan selama 2 kali dengan sasaran berurutan:

1.      Roket masuk ke sasaran 1 dengan nilai 800.

2.      Roket masuk ke sasaran 2 dengan nilai 800.

a.      Roket yang mampu memasuki sasaran dan jatuh tepat di zona maka peserta mendapatkan tambahan poin zona dengan penalaian poin sesuai dengan tabel.

b.      Poin tambahan jika roket masuk ke sasaran dan masuk ke zona adalah 100 poin.

c.      Jika roket tidak masuk sasaran, namun memasuki zona, maka peserta hanya mendapatkan nilai zona.

d.      Pengukuran target dihitung dari batas zona sasaran sampai pada ujung roket (nose).

e.      Penilaian zona dilakukan pada saat roket mendarat pertama kali.

f.        Pengukuran zona dilakukan setelah roket berhenti.

g.      Pengukuran waktu dilakukan oleh panitia dimana 2 panitia pada zona start dan 2 panitia pada zona akhir lintasan.

h.      Pada saat roket meluncur, tidak ada bagian roket (kecuali udara dan air) yang lepas atau patah. Bila ada bagian roket yang lepas atau patah maka poin 0.

i.        Jika ujung roket(nose) tepat digaris antara zona sasaran, maka pengukuran dilakukan dari zona paling dekat dengan sasaran.

j.        Apabila roket meledak pada saat proses peluncuran maka peserta tidak mendapat poin pada babak tersebut.

k.      Penilaian kelas horisontal didapatkan dari poin dua kali peluncuran.

l.        Keputusan dewan juri tidak bisa diganggu gugat.











Contoh
Contoh


Peserta  X  dengan  roket  masuk  pada  sasaran  1,  kemudian  jatuh  di
zona 1, Maka penilainya adalah :
a.
Zona 1
: 600 poin
b.
Poin sasaran
: 800 poin
c.
Pointambahan
: 100 poin
14























Jadi poin yang keseluruhan kelas horisontal peserta X adalah sebesar 1500 poin.



TABEL PENILAIAN DEWAN JURI KOMPETISI ROKET AIR


No
Kriteria Penilaian Roket

Bobot (B)
Nilai (N)
Hasil (BxN)






1
Kemampuan roket

30



mencapai sasaran










2
Aerodinamika

25








3
Teknologi gerak Launcher

25








4
Team work

20









Total













Keterangan :

Ø  Setiap kriteria diberi skor : 1 ( sangat kurang ), 2 ( kurang ), 3, (cukup ), 4 ( baik ), 5 (sangat baik )

Ø  Nilai maksimal dari dewan juri : 500 poin

Ø  Nilai = ( Bobot x Skor )























PANDUAN PERATURAN WRC 2014

KELAS VERTIKAL
Umum


Pada pertandingan kelas vertikal WRC 2014 ini diberikan aturan-aturan yang lebih detail mengenai bagian-bagian roket dan hal-hal lain yang berhubungan dengan roket yang akan diperlombakan.

Secara umum pertandingan kelas vertikal pada WRC 2014 ini lebih mengacu pada pertandingan sebelumnya. Oleh karena itu setiap bagian dari roket yang digunakan pada kelas vertikal telah ditentukan oleh panitia kecuali bentuk nose dan panjang total roket. Hal ini dimaksudkan agar suatu saat nanti didapatkan sebuah roket air yang ideal yang dilengkapi dengan bagian-bagian roket yang terbaik dari hasil setiap pertandingan.
Launcher

Launcher yang digunakan pada kelas ini sama seperti pada kelas Horisontal penjelasannya dapat dilihat di sub bab peraturan launcher.
Roket

·      Kriteria Umum

a.       Roket yang dibuat adalah roket dengan sistem satu tingkat, yaitu dengan satu botol sebagai ruang kompresi roket. Dilarang menggunakan sistem elektrik atau motor pada roket.

b.      Bahan pendorong roket adalah campuran antara air mineral dengan udara yang terkompresi.

c.       Air mineral untuk fluida kerja disediakan oleh panitia.

d.      Panitia menyediakan kompresor, landasan luncur dan waterpass.

e.       Volume air dan tekanan udara ditentukan oleh panitia berdasarkan hasil dari WRC 2014 tahun sebelunya.

f.        Jumlah roket yang di-scrutineering berjumlah maksimal 4 buah untuk 2 kali peluncuran.

·      Kriteria Khusus

a.  Bentuk Umum Roket

ü Berat roket keseluruhan adalah 250-300 gram (toleransi 5 gram).






ü Roket terdiri dari nose, selongsong, fin (berjumlah 4 buah), ruang kompresi dan nozzle.

ü Nose dan selongsong merupakan bagian yang terpisah (bila mekanisme penyambungan nose dan selongsong menggunakan lakban, maka lakban harus tak berwarna/bening).

ü Ruang kompresi terdiri dari volume botol air mineral 1,5 liter (toleransi 100 ml).

ü Tidak diperbolehkan menggunakan alat bantu apapun pada roket, kecuali yang telah ditetapkan oleh panitia.

ü Nozzel disediakan oleh panitia dimana spesifikasi nozzel pada semua peserta sama.

b.    Selongsong

Panjang selongsong adalah 33 cm (± 1 cm) berbentuk tabung dengan diameter sesuai dengan diameter botol kompresi. Bahan selongsong bebas. Kontur permukaan selongsong harus rata, tidak ada robekan dan tidak berlubang.











                                              Gambar 7. Selongsong

                                                     (satuan gambar: cm)

c.  Fin
                   Bentuk, ukuran dan bahan fin ditentukan panitia.
Fin berjumlah 4 buah yang dipasang secara simetris, tegak lurus selongsong dan tegak lurus pada sisi selongsong paling bawah.
Kontur fin harus rata danlurus. Bahan fin acrylic
                   Ukuran fin terlampir

                   Pemasangan fin terletak pada ujung selongsong paling bawah.


























Gambar 8. Prosedur Pemasangan Fin.

d.  Ruang Kompresi
Ruang kompresi terdiri dari volume botol air mineral 1,5 liter (toleransi 100 ml).
Pemasangan botol ruang kompresi, mulut botol ruang kompresi harus sejajar dengan mulut selongsong paling bawah.












Gambar 9. Prosedur Pemasangan Botol Ruang Kompresi.

e.  Nozzle
Bentuk, dimensi dan bahan nozzle ditentukan panitia. Bahan nozzel aluminium.
Nozzle untuk pertandingan diberikan pada peserta yang telah lolos seleksi KRA 2014.
Cara pemasangan nozzle yaitu nozzle dimasukkan sedalam 16,25 mm (dalam artian 47,5 mm – 30 mm - 1,25 mm) dari ujung nozzle (ujung nozzle yang berdiameter 25,2 mm).






Ukuran nozzle terlampir.













Gambar 10. Nozzle

f.     Volume dan Tekanan

Dalam WRC 2014  ini, untuk volume dan tekanan dalam kelas ini dibatasi sesuai dari hasil KRAI tahun sebelumnya yaitu menggunakan tekanan 90 psi dan volume 700 ml.

Lapangan

a.       Kelas vertikal merupakan kelas di mana roket diluncurkan ke arah vertikal sehingga didapatkan waktu maksimum dan jatuh roket tepat pada zona dengan radius zona 24 m.

b.       Radius zona sebesar 24 m, dibagi menjadi enam zona dengan jarak antar zona sebesar 4 m.
































































Gambar 11. Ukuran Lapangan Zona Kelas Vertikal

(satuan gambar : meter)
Mekanisme Pelaksanaan

a.         Peluncuran kelas vertikal dilakukan pada hari kedua.

b.         Peluncuran dilakukan 2 (dua) kali dengan anggota tim yang sama.

c.         Roket diluncurkan dengan bantuan launcher.

d.         Pada saat peluncuran semua bagian launcher kecuali kontrol dan penghantar (misal: kabel) harus ditempatkan di dalam zona persiapan

dan tidak boleh melebihi zona persiapan (r = 1,25 m).

e.         Pada saat peluncuran roket, eksekusi dilakukan di luar zona persiapan minimal sejauh 3 m dari pusat zona persiapan

f.          Roket diluncurkan dengan komposisi volume air dan tekanan udara sesuai dengan regulasi.

g.         Pada saat pengisian air ke roket, pemasangan roket ke launcher, pengisian udara ke roket dan penyetingan launcher, peserta diperbolehkan berada dalam zona persiapan.

h.         Panitia menyediakan landasan untuk launcher berupa papan dengan dimensi 100 cm x 100 cm x 10 cm, landasan boleh digunakan ataupun tidak. Peserta tidak diperbolehkan membawa landasan sendiri.









i.           Pada saat roket meluncur bagian-bagian roket yang lain tidak boleh terpisah dari roket kecuali udara dan air.

j.          Peserta diberi waktu persiapan selama 5 menit dialokasikan untuk 1 kali peluncuran, masing-masing dihitung sejak peserta masuk pada zona peluncuran sampai peserta siap meluncurkan roket.

k.         Setelah peserta meluncurkan roket yang pertama maka waktu akan dihentikan dan waktu akan kembali berjalan ketika peserta memulai persiapan untuk peluncuran kedua.

l.           Peserta diberi jeda waktu selama 3 menit sebelum melaksanakan peluncuran kedua.

m.       Peserta harus memberikan aba-aba ke panitia saat roket siap diluncurkan.

n.         Apabila ada roket yang meluncur sebelum ada aba-aba dari panitia , maka peserta didiskualifikasi pada peluncuran tersebut

o.         Apabila tempat jatuh roket tepat berada pada garis antar zona maka titik acuan pengukuran dilakukan pada zona yang terdekat dengan zona 1.

p.         Pada peluncuran kedua peserta tidak diperbolehkan menggunakan roket yang sama dengan peluncuran pertama.

q.         Dilarang menggunakan alat bantu (seperti tali) untuk mengendalikan roket agar jatuh pada zona yang diinginkan ataupun (seperti parasut) untuk memperlama waktu di udara.

r.          Apabila roket meledak, peserta diperbolehkan mengganti roket yang telah di-scrutineering selama waktu yang disediakan masih tersisa.

s.          Penghitungan waktu selama roket di udara dilakukan oleh panitia dengan bantuan stopwatch.

t.           Pada saat terjadi masalah teknis akibat dari panitia maka peluncuran oleh (misal: peserta x) dilakukan penundaan sampai masalah tersebut selesai dan waktu diulang kembali sampai eksekusi peluncuran kedua.

u.         Peserta (misal: peserta x) yang dipanggil sebanyak 3 kali berturut-turut untuk melakukan peluncuran dan belum memasuki lapangan maka akan dilewati peserta selanjutnya (misal: peserta y) menurut urutan

yang telah disepakati.

v.         Jika peserta yang melewati (peserta y) selesai meluncurkan maka dilakukan pemanggilan kembali pada peserta yang dilewati (peserta x) sebanyak 3 kali. Dan jika belum masuk ke area lapangan maka peserta

x didiskualifikasi.

w.       Keputusan dewan juri dan panitia tidak dapat diganggu gugat.












Penilaian

Ketentuan nilai pada kelas vertikal adalah sebagai berikut:

a. Dilihat dari tempat jatuhnya roket dan waktu roket di udara. Ø Roket mendarat pada zona I

Point : 500 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket mendarat pada zona II

Point : 450 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket mendarat pada zona III

Point : 400 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket mendarat pada zona IV

Point : 350 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket mendarat pada zona V

Point : 300 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara) Ø Roket mendarat pada zona VI

Point   : 250 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara)

b.         Roket yang mendarat di luar zona, poin 0 dan poin waktu tidak dihitung.

c.         Poin kelas vertikal didapatkan dari poin zona dan poin waktu untuk 2 kali peluncuran.

d.         Poin waktu merupakan poin lamanya waktu roket di udara. Lamanya waktu roket di udara dihitung sejak tepat saat roket lepas dari launcher hingga tepat menyentuh tanah dalam radius zona yang telah ditentukan (radius zona 24 m) sedangkan poin zona merupakan ketepatan roket jatuh pada tiap zona.

e.         Peserta tidak mendapatkan poin zona dan poin waktu apabila roket peserta jatuh diluar radius zona yang telah ditentukan panitia tetapi tetap mendapatkan poin presentasi dan poin kelas tembak sasaran.

f.          Peserta tidak mendapatkan poin kelas vertikal apabila roket peserta meluncur tanpa memberikan tanda bahwa roket siap meluncur dan perintah aba-aba dari panitia dan tidak ada pengulangan.

g.         Pengukuran dilakukan setelah roket mendarat dengan acuan tempat jatuh roket pertama kali.

h.         Apabila posisi jatuh roket tepat pada garis antar zona maka poin zona yang diperoleh berasal dari zona yang lebih dekat dari titik peluncuran.

i.           Pada saat peluncuran sampai pendaratan bagian-bagian roket tidak boleh terpisah. Apabila terpisah maka poin 0. Namun bagian-bagian roket tersebut boleh terpisah ketika roket telah mendarat.

j.          Hasil dari perhitungan tersebut diserahkan kepada dewan juri untuk kemudian ditentukan pemenangnya.

k.         Keputusan dewan juri dan panitia tidak dapat diganggu gugat.











Contoh:

Peserta X dengan Roket melayang diudara selama 12 detik dan jatuh pada zona 2. Di akhir perlombaan, didapatkan waktu terlama di udara oleh peserta Y selama 14 detik. Maka penilaiannya adalah

·
Zona  2
  : 450
·
Waktu Roket
   : 12detik
·
Waktu roket terlama
   : 14 detik

Roket mendarat pada zona II

Poin : 450 + (1000 x waktu roket di udara/waktu terlama roket di udara) : 450 +    (1000 x 12/14)

= 450 + (1000 x 0,857)  = 450 +  857
=1307

               Maka poin kelas vertikal yang didapatkan oleh peserta X adalah : 1307 poin.















































Lampiran 1


a. Nozzle

( toleransi ukuran 0,05 mm)
(satuan gambar : mm)












1,25

b. Fin

Tebal fin : 1,5 mm

(toleransi ukuran panjang : ± 2 mm) (satuan gambar : mm)








































Lampiran 2

Panduan Peraturan

Seleksi Peserta WRC 2014

I.            Jadwal

Ø  Pendaftaran peserta dimulai dari tanggal 21 April 2014 sampai dengan 5 Mei 2014

Ø  Seleksi peserta tanggal 25 Mei 2014

Ø  Pengumuman peserta yang lolos (report) tanggal 26 Mei 2014
Ø  Pengumuman peserta fix lolos tanggal 27 Mei 2014
Ø  Daftar ulang peserta tanggal 29 Mei 2012
Ø  Technical meeting tanggal 30 Mei 2014
Ø  Presentasi peserta tanggal 31 Mei 2014
Ø  Kompetisi kelas vertikal dan horizontal tanggal 1 Juni 2014
Ø  Pengumuman pemenang tanggal 2 Juni 2012

II.            Format penyusunan report

1.      Video

·        Format video .wmv resolusi 640 x 800 piksel atau 320 x 400 piksel.

·        Berisi mekanisme simulasi peluncuran roket kelas vertikal dan horisontal.

·        Berisi mekanisme gerakan launcher

·        Durasi film maksimal 15 menit.

2.      Report

·        Format penulisan dalam bentuk .pdf huruf Times New Roman, ukuran 12, spasi 1,5.

·        Berisi :

-    Dasar teori roket.

-    Teknologi launcher yang dipakai.

-    Bahan dan desain yang dipakai pada roket dan launcher.

3.      Video dan Report dikirim dalam bentuk softcopy (Compact Disk/CD) ke alamat penyelenggara.


















III.            Pengiriman

Melalui pos, titipan kilat atau dikirimkan secara langsung dengan alamat tercantum dalam alamat penyelenggara.




























































Nomor Peserta                  : ..........................................................................................

Nama Peserta                   : ..........................................................................................

PerguruanTinggi              : .........................................................................................

No
Kriteria Penilaian

Parameter Penilaian
Bobot
Skor
Nilai






(B)
(S)
(B x S)













·
Sistematika penyajian
15







dan isi







·
Alat bantu
5












Penyajian/
·
Penggunaan bahasa
5










1.
Presentasi

tutur yang baku





(maksimal 15 menit)
·
Cara presentasi
5
















(45%)

(sikap)







·
Ketepatan waktu
5













·
Pemakaian simulasi
10














dan pendeskripsian
















·
Teknologi yang
5





Modifikasi

Digunakan













2.
Launcher dan Roket
·
Pemilihan bahan
5


















(15%)
·
Estetika
5




























·
Kebenaran dan
15







ketepatan jawaban







·
Cara menjawab
10











3.
Tanya Jawab
·
Kerja sama kelompok
10









(40%)
·
Keterbukaan peserta





















dalam menerima
5















kritik dan saran dalam








acara tanya jawab















Total

100






















Ø Setiap kriteria di beri skor                 :  1  (sangat  kurang),  2  (kurang),  3  (cukup),  4

                                                  (baik), 5 (sangat baik)

   Ø Nilai presentasi maksimal             : 1000 poin

   Ø Nilai = 2 x (Bobot x skor)

Penilai:


            Catatan ___________________________________________________________

______________________________________________________________

_______

Makassar,

Penilai




................................
NIP. .......................
















































Contact Person     :  Sahir (0823 9417 6608)
                                    Muhammad Syaiful (0896 7630 1293)
Facebook  Grup    : Mechanical Competition 2014
Blog                        : www.transmisi2010blogspot.com
Emai                       : Sahirmesin@yahoo.co.id