Kamis, 27 Maret 2014

MEKANIKA FLUIDA



A.      Definisi  Fluidadan Klasifikasi Fluida
Fluida adalah zat yang mampu alir dan menyesuaikan bentuknya dengan bentuk wadah yang ditempatinya, dan bilamana terkena tegangan geser, berapapun kecilnya tegangan geser tersebut maka fluida tersebut akan bergerak dan berubah bentuk secara terus-menerus mengikuti bentuk penampangnya selama tegangan geser tersebut bekerja.
Gaya geser adalah komponen yang menyinggung permukaan, dan gaya ini dibagi dengan luas permukaan tersebut adalah tegangan geser rata-rata pada permukaan itu jadi dapat dikatakan bahwa fluida diam memiliki gaya geser sama dengan nol.

Terdapat beberapa jenis fluida, antara lain :
1.    Fluida berdasarkan wujud.
a.     Fluida cair
Fluida yang memiliki partikel rapat dengan gaya tarik antar partikel yang sangat kuat. Mempunyai permukaan bebas dan cenderung mempertahankan volumenya, seperti air.
b.    Fluida gas
Fluida yang memiliki partikel renggang dengan gaya tarik antar molekul atau partikel yang sama relatif lemah. Partikelnya sangat ringan sehingga dapat melayang bebas dan volumenya tak tentu, seperti udara.
2.    Fluida berdasarkan kekentalan.
a.    Fluida ideal
Fluida dimana tegangan geser antara partikel fluida dan antar fluida dengan bidang batas tidak ada sehingga tidak memiliki kekentalan. Fluida ideal hanya anggapan.

b.    Fluida rill
Fluida yang memperhitungkan masalah kekentalan yang menyebabkan tegangan geser antar partikel zat fluida dan antara fluida dengan permukaan bidang yang bergerak dengan kecepatan berbeda. Contohnya air, minyak, oli dan lain-lain.
3.    Fluida berdasarkan kemampatannya
a.    Fluida compressible
Fluida yang dapat dimampatkan, misalnya udara yang dapat dimampatkan karena dalam suatu wadah volumenya dapat berkurang dengan jalan ditekan.
b.    Fluida incompressible
Fluida yang dianggap tidak dapat dimampatkan, seperti zat cair. Zat cair cenderung mempertahankan volumenya, sehingga perubahan tekanan tidak mampu merubah volumenya.
4.    Fluida berdasarkan Hukum Newton atau hubungan tegangan geser dengan    gradien kecepatan .
a.     Fluida Newton
Fluida yang mengikuti hubungan :
Fluida Newton merupakan fluida dengan tegangan geser berbanding lurus dengan gradien kecepatan  pada diagram.
Fluida Newton adalah fluida-fluida dengan viskositas yang tidak bergantung pada besar tegangan geser atau pada gradient (laju geser). Contohnya : zat murni.
b.    Fluida Non-Newton
Fluida-fluida yang viskositasnya bergantung pada tegangan geser atau laju aliran. Contohnya : larutan polimer.
Fluida ini dipengaruhi oleh deformasi plastis akibat dislokasi partikel / perubahan tempat / posisi partikel fluida karena adanya suatu perlakuan.
1.    Fluida dilatent, jika viskositas apparent fluida bertambah seiring meningkatnya deformasi (n > 1).
2.    Fluida pseudoplastic, jika viskositas apparent fluida berkurang dengan naiknya deformasi (n < 1).
Gambar 1: Diagram Fluida Newton
Hal-hal yang dapat menyebabkan fluida cair dan gas dapat mengalir, yaitu :
a.    Perbedaan tekanan
b.    Perbedaan temperatur
c.    Perbedaan kedudukan (tinggi rendah).

B.      Sifat-Sifat Fluida
1.      Memiliki viskositas,
Viskositas yaitu sifat fluida yang mendasari diberikannya tahanan terhadap tegangan geser oleh fluida.

τ = μ

2.      Volume Spesifik,
            Volume spesifik adalah volume udara campuaran dengan satuanmeter kubik perkilogram udara kering. Dapat juga dikatakan sebagai meter kubik udara kering atau meter kubik campuran perkilogram udara kering,karena volume yang diisi oleh masing-masing substansi yang sama
V =
3.      Memiliki massa jenis/kerapatan
            Massa jenis atau rapat massa adalah suatu besaran turunan yang diperoleh dengan membagi massa suatu benda atau zat dengan volumnya. Besaran ini bersifat spesifik untuk suatu materi dan dapat dipakai untuk identifikasi secara langsung karena pengukurannya yang relatif mudah dan cepat untuk batas-batas ketelitian tertentu.
ρ =
4.      Tekanan
            Tekanan adalah efek yang terjadi ketika gaya diterapkan pada suatu permukaan.

5.      Berat Jenis
            Berat jenis adalah perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni. Air murni bermassa jenis 1 g/cm³ atau 1000 kg/m³. Berat jenis tidak mempunyai satuan atau dimensi.
γ = ρ.g
6.      Spesifik Gravitasi (SG)
            Spesifik Gravity/Gravitasi jenis adalah perbandingan berat fluida terhadap berat air pada kondisi standar dengan volume yang sama. gravitasi jenis dapat pula dinyatakan sebagai perbandingan massa jenis atau berat jenis benda terhadap massa jenis atau berat jenis air.
SG =
7.      Tegangan Permukaan
            Tegangan permukaan adalah gaya yang diakibatkan oleh suatu benda yang bekerja pada permukaan zat cair sepanjang permukaan yang menyentuh benda itu.Tegangan permukaan dapat juga dikatakan sebagai  tegangan akibat gaya tarik molekul zat cair ke arah bawah permukaan. Adanya tegangan permukaan tersebut menyebabkan terbentuknya lapisan tipis padabidang permukaan zat cair yang mempunyai kemampuan untuk menahan tegangan tarik
S =
8.      Rapat Relatif
Rapat relatif adalah perbandingan antara rapatmassa suatu sat terhadap rapat massa air, atau perbandingan antara berat jenis zat terhadap berat jenis air pada suhu 4o C.
C.      Jenis-Jenis Aliran Fluida
Penggolongan jenis-jenis aliran fluida dapat dengan banyak cara, seperti turbulen, laminar, nyata, ideal, mampu balik, tak mampu balik, stedi, tak stedi ; seragam, tak seragam ; rotasional dan tak rotasional.
Namun  pada  umumnya  aliran  fluida  dalam  pipa  dibedakan atas  dua  macam  yaitu  aliran  laminar  dan  turbulen.
Dalam aliran laminar, partikel-partikel fluida bergerak sepanjang lintasan-lintasan yang halus secara lancar dalam lapisan-lapisan, atau lamina-lamina, dengan satu lapisan meluncur pada lapisan yang bersebelah dengan saling tukar momentum secara molekular saja.
Kecenderungan kearah ketidakstabilan dan turbulensi diredam habis oleh geser yang memberikan tahanan terhadap gerakan relatif lapisan-lapisan fluida yang bersebelahan.
Sedangkan aliran turbulen dapat didefinisikan sebagai aliran dengan gerakan partikel-paertikel fluida yang tidak menentu, dengan saling tukar momentum dalam arah melintang. Turbulen dapat berskala kecil, yang terdiri dari sejumlah pusaran kecil yang cepat mengubah energi mekanik menjadi ketakmampuan balik.

Berikut jenis-jenis aliran, antara lain :
  1. Aliran internal adalah aliran yang terkurung dan lapisan batasnya tumbuh sampai dapat meliputi seluruh fluida. Contohnya aliran dalam pipa.
  2. Aliran eksternal adalah aliran yang tak terbatas pergerakannya di sekeliling permukaan benda padat contohnya aliran di luar pipa.
  3. Aliran adiabatic adalah aliran fluida tanpa terjadinya perpindahan panas ke atau dari fluida. Aliran adiabatic mampubalik (adiabatic tanpa gesekan) disebut aliran isentropic.
  4. Aliran steadi (aliran tunak) terjadi kecepatan dari titik ke titik  di dalam fluida dimana tidak berubah dengan waktu.
  5. Aliran taksteadi adalah kecepatan dari titik ke titik berubah dengan waktu
6.              Aliran seragam terjadi bila, di tiap titik, vektor kecepatannya adalah sama secara identik (dalam besar serta arahnya) untuk setiap saat tertentu. Dalam bentuk persamaan, av /at =0, dimana waktu ditahan konstan dan ds adalah perpindahan dalam arah manapun. Persamaan tersebut menyatakan bahwa tidak terdapat perubahan vektor kecepatan dalam arah manapun di seluruh fluida pada saat manapun . Persamaan ini tidak mengatakan apa-apa mengenai perubahan kecepatan di suatu titik terhadap waktu. Contoh aliran stedi dan takstedi seta aliran seragam dan takseragam adalah: aliran cairan melalui pipa yang panjang dengan laju konstan (aliran seragam stedi) aliran cairan melalui pipa yang panjang dengan laju yang menurun (aliran seragam tak stedi) ; aliran melalui tabung yang membesar dengan laju yang konstan (aliran seragam stedi) ; dan aliran melalui tabung yang membesar dengan laju yang meningkat (aliran tak seragam tak stedi).
7.              Aliran Vorteks /Aliran rotasional, jika partikel-partikel fluida di dalam suatu daerah mempunyai rotasi seputar suatu sumbu alirannya. Dan jika fluida di dalam suatu daerah tidak mempunyai rotasi disebut aliran takrotasional.
D.      Bilangan Reynolds
Bilangan Reynolds adalah suatu bilangan tak berdimensi yang digunakan untuk menentukan jenis aliran, apakah aliran itu tergolong aliran laminar atau aliran turbulent. Hal ini dikemukakan oleh Osborne Reynolds pada tahun 1883
Bilangan Reynolds adalah perkalian dari massa jenis aliran dengan kecepatan aliran dan diameter penampang yang kemudian dibagi dengan viskositas dinamis.
Bilangan Reynolds sangat dipengaruhi oleh kecepatan aliran fluida dan kekentalan fluida.  Bilangan Reynolds terbagi dua, yaitu :
1.    Internal flow
Merupakan aliran fluida yang mengalir di dalam pipa. Untuk aliran internal, jenis aliran yang terjadi dapat diketahui dengan mendapatkan bilangan Reynoldnya dari persamaan:
Keterangan :    Re = Bilangan Reynold
                               V = Kecepatan Fluida
                               D = Diameter pipa/saluran
                               v  = Viskositas Kinematis
2.    Eksternal Flow
Adalah aliran fluida diluar atau aliran fluida yang mengalir pada permukaan suatu benda. Untuk menentukan jenis aliran, dapat diketahui dengan menentukan nilai bilangan Reynoldsnya dengan persamaan :

Keterangan :    Re = Bilangan Reynold
                               V = Kecepatan Fluida
                               L = Panjang Karakteristik benda
                               v  = Viskositas Kinematis
Bukti Reynold tidak memiliki satuan :
                              Re  = 
                              Re =  =
Batasan bilangan Reynolds :
1.      Untuk aliran internal
Turbulent      :           Re > 4500
Laminar        :           Re < 2300
Transisi         :           2300 < Re < 4500
2.      Untuk aliran eksternal
Turbulen       :           Re  > 1000000
Laminar        :           Re  < 5.
Transisi         :           500000 < Re < 1000000
E.      Bilangan Mach
Bilangan Mach merupakan perbandingan antara kecepatan aliran fluida dengan kecepatan suara pada fluida tersebut. Bilangan mach digunakan juga sebagai parameter untuk menentukan jenis aliran termampatkan.
Dimana:                   Ma    = Bilangan Mach
                      VB   = Kecepatan aliran fluida (m/s)
                      VS    = Kecepatan Suara (m/s)
Klasifikasi bilangan Mach
1.    Ma < 0.3                      = aliran tak termampatkan
2.    0.3 < Ma < 0.8            = aliran subsonic
3.    0.8 < Ma < 1.2            = aliran transonic
4.    1.2 < Ma < 3.0            = aliran supersonic
5.    Ma > 3.0                      = aliran hypersonic
Kecepatan suara dapat dirumuskan dengan persamaan a= 20.047sqrt(T), di mana T adalah temperatur udara (K), dan a adalah kecepatan suara (m/s). Persamaan tersebut berlaku untuk gas sempurna. Harga kecepatan suara untuk atmosfer standar berdasarkan U.S. Standard Atmosphere, 1962 dapat dilihat pada tabel berikut :





Gambar 2:Tabel Kecepatan Suara
F.     Jenis-Jenis Nozzel
Nossel merupakan alat yang biasanya digunakan dalam sistem perpipaan atau aliran yang berfungsi untuk mengubah kecepatan dan tekanan pada aliran tersebut.

Macam-macam nossel antara lain:
1.      Nossel konvergen,
Yaitu nossel dengan penampang mula-mula yang besar yang kemudian mengecil pada bagian keluarnya sehingga kecepatan aliran menjadi tinggi dan tekanannya turun.
Gambar 3: Nossel Konvergen
Salah satu contoh penerapan nossel konvergen yaitu pada engine turboprop yang digunakan pada pesawat kargo.Jenis turbo prop memiliki system tidak jauh berbeda dengan turbo jet, akan tetapi energy ( thrust ) dihasilkan oleh putaran propeller sebesar 85 %, dimana putaran propeller ini digerakkan oleh turbin yang menerima expansi energy dari hasil pembakaran, sisanya 15 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas), Turboprop engine lebih efisien dari pada turbojet, dirancang untuk terbang dengan kecepatan di bawah sekitar 800 km / h (500 mph). 
2.      Nossel divergen adalah nossel dengan penampang mula-mula yang kecil kemudian membesar pada bagian keluarnya sehingga kecepatannya turun dan tekanannya naik
Gambar 4: Nossel Divergen
Contoh penerapan nossel divergen :

Penerapan nossel divergen ini pada bagian belakang roket menuju angkasa luar. Pada moon rocket dibutuhkan tekanan yang besar untuk mengangkat rocket sehingga digunakan nossel divergen.
Gmabar 5 : Moon Rocket
3.      Nossel konvergen-divergen, yaitu merupakan gabungan dari nossel konvergen dan nossel divergen.
Gambar 6: Nossel Konvergen-Divergen



Contoh Penerapan Nossel Konvergen-Divergen :
Gambar 7 : Turbofan Engine
Turbo Fan adalah jenis engine yang termodern sa’at ini yang menggabungkan tekhnologi Turbo Prop dan Turbo Jet. Mesin ini sebenarnya adalah sebuah mesin by-pass dimana sebagian dari udara dipadatkan dan disalurkan ke ruang pembakaran, sementara sisanya dengan kepadatan rendah disalurkan sekeliling bagian luar ruang pembakaran ( by-pass ). Sekaligus udara tersebut berfungsi untuk mendinginkan engine. Tenaga gaya dorong ( Thrust ) terbesar dihasilkan oleh FAN ( baling-baling/blade paling depan yang berukuran panjang ), menghasilkan thrust sebesar 80 % (secondary airflow), dan sisanya 20 % menjadi exhaust jet thrust (hot gas). Sepintas mesin turbo fan ini mirip turbo prop, namun baling-baling depan dari turbo fan memiliki ruang penutup ( Casing / Fan case ).
G.    Hukum Kekekalan Energi, Massa, dan Momentum
1.        Hukum Kekekalan Energi
Semua energi yang berada di alam ini merupakan bentuk perubahan dari energi yang lain. Manusia memperoleh energi dengan memakan makanan yang berasal dari hewan atau tumbuhan. Namun, tumbuhan bukanlah sumber energi. Tumbuhan mengubah energi dari cahaya matahari menjadi energi kimia yang tersimpan dalam makanan melalui proses fotosintesis.
a.       Energi mekanik
Energi mekanik adalah energi yang dimiliki benda karena sifat geraknya. Energi mekanik terdiri dari energi potensial dan energi kinetik.
b.      Energi Potensial
Energi potensial adalah energi yang dimiliki benda karena posisinya terhadap suatu acuan. Contohnya adalah sebutir kelapa yang ada di atas pohon. Jika diberi gaya, maka buah kelapa itu akan jatuh. Kelapa yang jatuh memiliki energi.dengan kata lain, kelapa dapat melakukan kerja. Apabila kita berdiri di bawah pohon kelapa, kepala kita akan terasa sakit ketika tertimpa kelapa yang jatuh, sedangkan kelapa yang tergeletak di tanah tidak dapat melakukan kerja.
Energi potensial akan bertambah besar ketika letak benda terhadap titik acuan semakin besar. Kelapa yang ada di cabang rendah energi potensialnya lebih rendah daripada kelapa yang terletak di cabang yang tinggi. Kelapa memiliki energi potensial karena adanya pengaruh gaya gravitasi bumi. Oleh karena itu, energi ini disebut energi potensial gravitasi. Jadi, energi potensial gravitasi adalah energi yang dimiliki benda karena ketinggiannya terhadap suatu bidang datar sebagai acuan, misalnya lantai atau tanah. Makin tinggi letak benda terhadap titik acuan, maka energi potensialnya semakin besar.
Persamaannya :
Ep =    energi potensial gravitasi (J)
m     =    massa benda (kg)
g       =    percepatan gravitasi (N/kg)
h       =    ketinggian benda (m)
Karet ketapel yang kita regangkan juga memiliki energi potensial. Karet ketapel dapat melontarkan batu karena adanya energi potensial pada karet yang diregangkan. Demikian juga busur yang ditarik oleh pemanah dapat menggerakan anak panah, karena terdapat energi potensial pada busur yang diregangkan. Contoh lain adaah pegas yang ditekan atau diregangkan. Energi potensial pada tiga contoh ini disebut senergi potensial elastik.
c.       Energi Kinetik
Energi kinetik adalah energi yang dimiliki benda karena geraknya. Makin besar kecepatan benda bergerak, maka energi kinetiknya juga akan semakin besar. kembali pada contoh di atas, kelapa yang terletak di atas pohon memiliki energi potensial yang besar. Namun, saat kelapa tersebut jatuh ke tanah, energi potensialnya semakin berkurang dan energi kinetiknya bertambah. Energi dari gerakan itulah yang membuat seseorang merasa sakit apabila tertimpa hantaman kelapa yang jatuh dari pohonnya.
Energi kinetik dirumuskan sebagai :
Ekccc =    energi kinetik (J)
m     =    massa benda (kg)
v       =    kecepatan benda (m/s)
2.      Hukum Kekekalan Massa
Hukum kekekalan massa atau dikenal juga sebagai hukum Lomonosov-Lavoisier adalah suatu hukum yang menyatakan massa dari suatu sistem tertutup akan konstan meskipun terjadi berbagai macam proses di dalam sistem tersebut(dalam sistem tertutup Massa zat sebelum dan sesudah reaksi adalah sama (tetap/konstan) Pernyataan yang umum digunakan untuk menyatakan hukum kekekalan massa adalah massa dapat berubah bentuk tetapi tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan. Untuk suatu proses kimiawi di dalam suatu sistem tertutup, massa dari reaktan harus sama dengan massa produk.
Hukum kekekalan massa digunakan secara luas dalam bidang-bidang seperti kimia, teknik kimia, mekanika, dan dinamika fluida. Berdasarkan ilmu relativitas spesial, kekekalan massa adalah pernyataan dari kekekalan energi. Massa partikel yang tetap dalam suatu sistem ekuivalen dengan energi momentum pusatnya. Pada beberapa peristiwa radiasi, dikatakan bahwa terlihat adanya perubahan massa menjadi energi. Hal ini terjadi ketika suatu benda berubah menjadi energi kinetik/energi potensial dan sebaliknya. Karena massa dan energi berhubungan, dalam suatu sistem yang mendapat/mengeluarkan energi, massa dalam jumlah yang sangat sedikit akan tercipta/hilang dari sistem. Namun demikian, dalam hampir seluruh peristiwa yang melibatkan perubahan energi, hukum kekekalan massa dapat digunakan karena massa yang berubah sangatlah sedikit.
3.      Hukum Kekekalan Momentum
Tidak peduli berapapun massa dan kecepatan benda yang saling bertumbukan, ternyata momentum total sebelum tumbukan = momentum total setelah tumbukan. Hal ini berlaku apabila tidak ada gaya luar alias gaya eksternal total yang bekerja pada benda yang bertumbukan. Jadi analisis kita hanya terbatas pada dua benda yang bertumbukan, tanpa ada pengaruh dari gaya luar.
Gambar 8 : Hukum Kekekalan Momentum
Jika dua benda yang bertumbukan diilustrasikan dengan gambar di atas, maka secara matematis, hukum kekekalan momentum dinyatakan dengan persamaan :
Keterangan :
m= massa benda 1,
m2 = massa benda 2,
v1 = kecepatan benda 1 sebelum tumbukan,
v2 = kecepatan benda 2 sebelum tumbukan,
v’1 = kecepatan benda 1 setelah tumbukan,
v’2 = kecepatan benda 2 setelah tumbukan.
H.    Persamaan Bernoulli dan Penurunannya
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang
menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
a.    Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll.

Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
1.    Aliran bersifat tunak (steady state)
2.    Tidak terdapat gesekan (inviscid)
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:
b.    Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:
dimana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka 
= entalpi fluida per satuan massa

Catatan: , di mana adalah energi termodinamikaper satuan massa, juga disebut sebagai energi internal spesifik.
1.      Penurunan Persamaan Bernoulli
Gambar 9 : contoh penerapan persamaan bernoulli
Penurunan Bernoulli dari rumus usaha :
W = Δ Em
W = Δ Ep + Δ Ek
W1 = F1 . ΔX1      karena F1 = P1 . A1       ; volume Δ V1 = A1. ΔX1
Maka,       W1       = P1 A1 . ΔX1
                                    = P1. Δ V1
                         W2      = -P2 . Δ V2
Jadi, usaha total yang dilakukan fluida adalah:
                        W        = W1 + W2
                                    = P1. ΔV – P2. ΔV
                        W        = ΔV ( P1 – P2 )
Bila massa jenis fluida = ρ dan massa fluid = Δm
Δ V =
Maka ; W = ( P1-P2 )
Untuk perubahan energi potensial (  ΔEp ) dalam selang waktu Δt
                        Δ Ep    = Ep2 – Ep1
                                    = Δmgh2 – Δmgh1
                        Δ Ep    = Δ mg ( h2 – h1 )


Untuk perubahan Energi kinetis (  ΔEk ) :
                        Δ Ek    = Ek2 – Ek1
                                    = ½ Δ mV22- mV12
                                    =  ½ Δm (V22-V12)
W        = ΔEp + ΔEk
                        (P1-P2). Δm/ρ = Δmg (h2-h1) + ½ Δm (V22-V12)
Kalikan ke-2 rumus dengan  r/ Δm, diperoleh:
P1-P2                =  ρg (h2-h1) + ½ ρ (V22-V12).
P1-P2                                     =ρgh2    - ρg h1 + ½ ρ V22 - ½ ρ V12     
            P1 + ρgh1 + ½ ρV12        =  P2 + ρgh2 + ½ ρV22
                P + ρgh + ½ ρV2            =  konstan
Penurunan persamaan Bernoulli menjadi rumus kecepatan :
                   P1 + ρg h1 + ½ ρV12         =          P2 + ρg h2 + ½ ρV22
                ½ ρV12 - ½ ρV22         =          P1 - P2
                ½ ρ ( V12 – V22 )         =          Δ P
                                    ΔV2         =          2 Δ P/ ρ
Prinsip Bernoulli


Keterangan:
Z1 = tinggi pipa pada titik 1
Z2 = tinggi pipa pada titik 2
P   = tekana fluida
V              = kecepatan fluida
Bila  z1 = z2 maka persamaan di atas menjadi:
;             nilai V2 dianggap nol diakibatkan adanya gaya-gaya yang bekerja pada saat fluida keluar sehingga menyebabkan kecepatan fluida tersebut kecil atau dapat dianggap nol maka:
ó

I.     Hukum-hukum Dasar
1.    Hukum Newton
Hukum Newton adalah tiga hukum fisika yang menjadi dasar mekanika klasik. Hukum ini menggambarkan hubungan antara gaya yang bekerja pada suatu benda dan gerak yang disebabkannya. Hukum Newton dibedakan atas 3 hukum yaitu :
a)                  Hukum Newton I
Setiap benda akan tetap bergerak lurus beraturan atau tetap dalam keadaan diam jika ada resultan, gaya (F) bekerja pada benda itu yaitu :
b)     Hukum Newton II
Menyatakan bahwa gaya sama dengan perbedaan momentum (massa dikali kecepatan) tiap perubahan waktu.
c)      Hukumnewton III
Setiap aksi pasti terdapat reaksi yang searah dan berlawanan arah.
(id.wikipedia.org/wiki/Hukum_gerak_Newton)





2.    Hukum archimedes
Hukum Archimedes mengatakan bahwa "Jika suatu benda dicelupkan ke dalam sesuatu zat cair, maka benda itu akan mendapat tekanan keatas yang sama besarnya dengan beratnya zat cair yang terdesak oleh benda tersebut".


Keterangan : 
FA         = Tekanan Archimedes (N/m3)
ρ             = Massa Jenis Zat Cair (Kg/ m3)
g             = Gravitasi (N/Kg)
V            = Volume Benda Tercelup (m3)

3.    Hukum Pascal
Hukum Pascal menyatakan bahwa “tekanan yang diberikan zat cair dalam ruang tertutup dteruskan ke segala arah dengan sama besar”. Perbedaan tekanankarena perbedaan kenaikan zat cair diformulakan sebagai berikut:

Dimana :
ΔP  : tekanan hidrostatik (Pa)
ρ     : kepekatan zat cair (kg/m3)

g     : kenaikan permukaan laut terhadap gravitasi bumi (m/s2)
­­­ΔH : perbedaan ketinggian fluida (m)










4.    Hukum Bernoulli
Prinsip Bernoulli adalah sebuah istilah di dalam mekanika fluida yang menyatakan bahwa pada suatu aliran fluida, peningkatan pada kecepatan fluida akan menimbulkan penurunan tekanan pada aliran tersebut. Prinsip ini sebenarnya merupakan penyederhanaan dari Persamaan Bernoulli yang menyatakan bahwa jumlah energi pada suatu titik di dalam suatu aliran tertutup sama besarnya dengan jumlah energi di titik lain pada jalur aliran yang sama. Prinsip ini diambil dari nama ilmuwan Belanda/Swiss yang bernama Daniel Bernoulli.Dalam bentuknya yang sudah disederhanakan, secara umum terdapat dua bentuk persamaan Bernoulli; yang pertama berlaku untuk aliran tak-termampatkan (incompressible flow), dan yang lain adalah untuk fluida termampatkan (compressible flow).
c.    Aliran Tak-termampatkan
Aliran tak-termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan tidak berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida tak-termampatkan adalah: air, berbagai jenis minyak, emulsi, dll. Bentuk Persamaan Bernoulli untuk aliran tak-termampatkan adalah sebagai berikut:
di mana:
v = kecepatan fluida
g = percepatan gravitasi bumi
h = ketinggian relatif terhadap suatu referensi
p = tekanan fluida
ρ = densitas fluida
Persamaan di atas berlaku untuk aliran tak-termampatkan dengan asumsi-asumsi sebagai berikut:
3.    Aliran bersifat tunak (steady state)
4.    Tidak terdapat gesekan (inviscid)
Dalam bentuk lain, Persamaan Bernoulli dapat dituliskan sebagai berikut:
d.   Aliran Termampatkan
Aliran termampatkan adalah aliran fluida yang dicirikan dengan berubahnya besaran kerapatan massa (densitas) dari fluida di sepanjang aliran tersebut. Contoh fluida termampatkan adalah: udara, gas alam, dll. Persamaan Bernoulli untuk aliran termampatkan adalah sebagai berikut:

dimana:
= energi potensial gravitasi per satuan massa; jika gravitasi konstan maka
= entalpi fluida per satuan massa
Catatan: , di mana adalah energi termodinamikaper satuan massa, juga disebut sebagai energi internal spesifik.
5.    Persamaan Kontiunitas
Massa fluida yang bergerak tidak berubah ketika mengalir. Fakta ini membimbing kita pada hubungan kuantitatif penting yang disebut persamaan kontinuitas.
Gambar 10: Laju Aliran Massa
Volume fluida yang mengalir pada bagian pertama, V­1,  yang melewati luasan A1 dengan laju v1 selama rentang waktu ∆t adalah  A1v1 ∆t.  Dengan mengetahui hubungan Volume dan Massa jenis, maka laju aliran massa yang melalui luasan A1 adalah:
Keadaan yang sama terjadi pada bagian kedua. Laju aliran massa yang melewati A2 selama rentang waktu ∆t adalah:

Volume fluida yang mengalir selama rentang waktu ∆t pada luasan A1 akan memiliki jumlah yang sama dengan volume yang mengalir pada A2.  Dengan demikian:

Atau
ρ.A.V = konstan (tetap)
J.        Jenis-jenis Alat Ukur
Berikut ini beberapa alat ukur yang digunakan dalam pengambilan data mekanika fluida :
1.      Manometer Diferensial
Gambar 11 : Manometer Diferensial
Alat ukur ini digunakan  untuk mengukur tekanan antara dua tempatpadasatupipaatauantaraduapipa.Manometer diferensial terdiridaripipaUdimanakeduaujungnyaterletakpadatempat yangdiukur.
2.      Manometer
Gambar 12 : Manometer
Manometer adalahsuatualatpengukur tekananyangmenggunakan kolomcairan untuk mengukur perbedaan  tekanan antara suatutitiktertentudengan tekanan atmosfer(tekananterukur),atauperbedaantekananantaraduatitik.
3.      Flow Meter

Gambar 13 : Flow meter
Flow meter adalah alat yang digunakan untuk mengetahui adanya suatu aliran matrial ( liquid, gas, powder ) dalam suatu jalur aliran, dengan segala aspek aliran itu sendiri yaitu kecepatan aliran atau flow rate dan total massa atau volume dari matrial yang mengalair dalam jangka waktu tertentu atau sering disebut dengan istilah totalizer.
4.      Thermometer
Gambar 14 : Thermometer
Thermometer adalah alat untuk mengukur suhu. Termometer analog bisa juga disebut sebagai termometer manual, karena cara pembacaannya masih manual. Penggunaan air raksa sebagai bahan utama thermometer karena koefisien muai air raksa terbilang konstan sehingga perubahan volume akibat kenaikan atau penurunan suhu hampir selalu sama. Namun ada juga beberapa termometer keluarga mengandung alkohol dengan tambahan pewarna merah. Termometer ini lebih aman dan mudah untuk dibaca.
5.      Barometer
Gambar 15 : Barometer
Barometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan udara. Barometer umum digunakan dalam peramalan cuaca, dimana tekanan udara yang tinggi menandakan cuaca yang "bersahabat", sedangkan tekanan udara rendah menandakan kemungkinan badai.

K.    Tabel A.1 dan Tabel A.2
Tabel A.1
KERAPATAN DAN KEKENTALAN AIR PADA 1 atm
T, oC
r, kg/m3
m, (N . s)/m2
v, m2/s
T, oF
r, slug/ft3
m, (lb.s)/ft2
v, ft2/s
    0
  10
  20
  30
  40
  50
  60
  70
  80
  90
100
  1000
  1000
    998
    996
    992
    988
    983
    978
    972
    965
    958  
1.788 E – 6
1.307 E – 6
1.003 E – 6
0.799 E – 6
0.657 E – 6
0.548 E – 6
0.467 E – 6
0.405 E – 6
0.355 E – 6
0.316 E – 6
0.283 E – 6
1.788 E – 6
1.307 E – 6
1.005 E – 6
0.802 E – 6
0.662 E – 6
0.555 E – 6
0.475 E – 6
0.414 E – 6
0.365 E – 6
0.327 E – 6
0.295 E – 6
   32
   50
   68
   86
104
122
140
158
176
194
212
1.940
1.940
1.937
1.932
1.925
1.917
1.908
1.897
1.886
1.873
1.859
3.73   E – 5
2.73   E – 5
2.09   E – 5
1.67   E – 5
1.37   E – 5
1.14   E – 5
0.975 E – 5
0.846 E – 5
0.741 E – 5
0.660 E – 5
0.591 E – 5
1.925 E – 5
1.407 E – 5
1.082 E – 5
0.864 E – 5
0.713 E – 5
0.597 E – 5
0.511 E – 5
0.446 E – 5
0.393 E – 5
0.352 E – 5
0.318 E – 5

Tabel A.2
KERAPATAN DAN KEKENTALAN UDARA PADA 1 atm
T, oC
r, kg/m3
m, (N . s)/m2
v, m2/s
T, oF
r, slug/ft3
m, (lb.s)/ft2
v, ft2/s
– 40
    0
  50
100
150
200
250
300
400
500
  1.52
  1.29
  1.09
  0.946
  0.835
  0.746
  0.675
  0.616
  0.525
  0.457
1.51 E – 5
1.71 E – 5
1.95 E – 5
2.17 E – 5
2.38 E – 5
2.57 E – 5
2.75 E – 5
2.93 E – 5
3.25 E – 5
3.55 E – 5
0.99 E – 5
1.33 E – 5
1.79 E – 5
2.30 E – 5
2.85 E – 5
3.45 E – 5
4.08 E – 5
4.75 E – 5
6.20 E – 5
7.77 E – 5
– 40
   32
122
212
302
392
482
572
752
932
2.94 E – 3
2.51 E – 3
2.12 E – 3
1.84 E – 3
1.62 E – 3
1.45 E – 3
1.31 E – 3
1.20 E – 3
1.02 E – 3
0.89 E – 3
3.16 E – 7
3.58 E – 7
4.08 E – 7
4.54 E – 7
4.97 E – 7
5.37 E – 7
5.75 E – 7
6.11 E – 7
6.79 E – 7
7.41 E – 7
1.07 E – 4
1.43 E – 4
1.93 E – 4
2.47 E – 4
3.07 E – 4
3.71 E – 4
4.39 E – 4
5.12 E – 4
6.67 E – 4
8.37 E – 4

L.       Tabel Konversi Satuan




M.   DIAGRAM MOODY


N.    Nomenklatur
NOTASI
KETERANGAN
SATUAN
Ρ
Kerapatan fluida
Kg/m3
V
Kecepatan fluida
m/s
R
Konstanta Gas
J/KgK
G
Gaya gravitasi Bumi
m/s2
T
Temperatur Fluida
oC
c
Panjang Chord
M
µ
Viskositas Dinamis fluida
Ns/m2
v
Viskositas Kinetis fluida
m2/s
FL
Gaya Lift
N
CL
Koefisien Lift

Vs
Kecepatan Suara
m/s
Ma
Mach Number

Re
Bilangan Reynold

Po
Tekanan Atmosfir
Pa
CD
Koefisien Drag

CDP
Koefisien Drag akibat pengaruh tekanan

CDF
Koefisien Drag akibat pengaruh gesekan

σ
Tegangan Geser dalam pipa
N/m2
Un
Distribusi Kecepatan
m/s
Pst
Tekanan Statis
N/m2
Pdin
Tekanan Dinamis
N/m2
CDn
Koefisien gesek nossel

Hf
Kerugian gesek
M
K
Koefisien kerugian belokan

Q
Debit
m3/s
A
Luas penampang
m2
Le
Panjang equivalen
M
m
Laju Penurunan gelombang
s-1
Y
Panjang Penurunan gelombang
M
X
Kecepatan Penurunan Gelombang
m/s
Ω
Kecepatan Sudut
rad/s
V1
Perubahan Kecepatan
m/s
H
Amplitudo
M
Tekp
Periode osilasi eksperimen
s
Tth
Periode osilasi theoritis
s
Fs
Faktor gesek

Ek
Energi Kinetik
J/s
σm
Distribusi tegangan geser
N/m2
b
Bentangan airfoil
M
SG
Gravitasi jenis

m
Laju aliran masa
Kg/s
R
Jari-jari pipa
M
d
Diameter Nossel
mm
P
Beban
Kg






1 komentar: